Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Langsung Semangat Dengar Mal Bakal Dibuka, Lippo Klaim Siap Terapkan Protokol Kesehatan

        Langsung Semangat Dengar Mal Bakal Dibuka, Lippo Klaim Siap Terapkan Protokol Kesehatan Kredit Foto: Https://thestmoritz.com/
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah telah menyiapkan skenario kehidupan new normal di tengah pandemi Covid-19. Salah satu kebijakan yang akan diterapkan, yaitu pada sektor bisnis antara lain mal, pusat perbelanjaan, dan perkantoran yang akan mulai dibuka secara bertahap dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Ini dimaksudkan agar aspek kesehatan dan juga kepentingan ekonomi berjalan seiring.

        PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melalui jaringan Lippo Malls Indonesia, siap menyambut kebijakan new normal dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan selektif memilih tenant di berbagai jaringan mal yang dimiliki.

        Bahkan, selama penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah, operasional jaringan Lippo Malls turut disesuaikan dan hanya membuka tenant terkait kebutuhan bahan pokok, rumah tangga, dan produk kesehatan.

        Baca Juga: Semringah Sambut New Normal, Grab Bakal Rombak Armadanya

        Petugas mal Lippo juga akan memeriksa suhu tubuh setiap pengunjung sebelum memasuki mal. Di sejumlah tempat strategis disediakan papan pengumuman digital untuk mengingatkan pengunjung tentang protokol kesehatan, yakni pemakaian masker, jaga jarak fisik minimal satu meter, penggunaan cairan pembersih tangan setiap satu jam, dan transaksi nontunai.

        Tak hanya itu, petugas yang melayani pengunjung juga menggunakan alat pelindung wajah (face shield).

        Setelah berada di dalam mal, pengunjung diminta tertib menggunakan lift dan menjaga jarak saat berada dalam lift. Apabila lift penuh, petugas akan mengatur pengunjung untuk mengurangi kerumunan. Pengunjung juga diarahkan untuk menggunakan lift yang tidak penuh.

        Untuk tetap menjaga kebersihan tangan, pengelola mal Lippo menyiapkan cairan pembersih tangan di beberapa titik, serta menyediakan tempat cuci tangan di area sekeliling tempat parkir, dan beberapa pintu masuk.

        Lanjar Nafi, Kepala Riset Reliance Sekuritas, berpendapat, pelonggaran pembatasan saat ini merupakan tren yang mulai diterapkan di berbagai negara. Kebijakan ini ditujukan untuk merespons penurunan tajam pertumbuhan ekonomi akibat Covid-19.

        Menurut Lanjar, akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berkisar 2,5%, turun dibandingkan periode sama tahun lalu yang masih di atas 5%. Ini terjadi terutama karena anjloknya konsumsi rumah tangga, bisnis yang tutup, dan berkurangnya perputaran uang.

        "Kebijakan pelonggaran, dengan istilah new normal, tentu punya dampak positif karena akan lebih menahan pelambatan ekonomi di dalam negeri. Tentu saja kebijakan ini harus sejalan dengan protokol pencegahan Covid-19," ujar Lanjar kepada media, Kamis (28/5/2020).

        Baca Juga: PKS Endus New Normal Cuma Kedok Borok Pemerintah

        Lanjar menjelaskan, new normal juga akan selaras dengan kebijakan stimulus ekonomi yang sudah dikeluarkan Kementerian Keuangan, antara lain fokus pada sektor rill melalui pemberian kemudahan dan resktrukturisasi kredit, terutama bagi UMKM yang berkontribusi besar terhadap perekonomian. Kebijakan new normal beserta berbagai stimulus itu diharapkan bisa menanggulangi pelambatan ekonomi nasional.

        Dampak positif dari kebijakan pelonggaran ini akan dirasakan termasuk oleh emiten-emiten di sektor ritel dan bisnis jaringan mal maupun emiten sektor makanan minuman yang membuka gerai di pusat perbelanjaan. Dengan pelonggaran, kunjungan ke pusat perbelanjaan akan kembali tumbuh yang kemudian mendorong penjualan.

        Kendati demikian, harus diakui, akan ada penambahan biaya operasional lain, terutama untuk penyediaan alat dan perlengkapan penerapan protokol kesehatan untuk tenant mal atau pusat perbelanjaan.

        "Pembukaan mal tentu akan ada dampak positifnya. Contohnya akan ada kenaikan pengunjung di mal, dan mendorong daya beli di sektor ritel, makanan-minuman, apalagi sudah hampir tiga bulan konsumen jenuh karena lebih banyak tinggal di rumah. Namun di sisi lain, juga akan ada penambahan biaya operasional yang harus ditanggung pengelola mal dan tenant, seperti memperbanyak petugas kesehatan dan penyemprotan disinfektan di area mal," ucap Lanjar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: