Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM), Eni Harmayani, mendukung diversifikasi pangan lokal yang digelorakan Kementerian Pertanian (Kementan) di masa pandemi Covid-19.
Menurut Eni, panganan lokal sangat bagus diterapkan karena diproduksi dan dikembangkan masyarakatnya sesuai dengan potensi sumber daya wilayah dan budaya setempatnya. Terlebih, Indonesia merupakan negara yang dikaruniai pangan lokal berlimpah.
Baca Juga: SYL: Diversifikasi dari Pangan Lokal Kokohkan Ketahanan Pangan
"Kita perlu mengidentifikasi dan memberikan inovasi bagi pangan lokal yang memiliki dampak besar bagi ketahanan pangan nasional," ujar Eni dalam webminar nasional pangan di era new nomal, Senin (29/6/2020).
Namun begitu, Eni berharap Kementan terus memperhatikan sustainable food yang tujuan utamanya bukan pada sisi pengembangan saja, melainkan juga pada pangan yang diproduksi, diproses, dan diperdagangkan dengan memasukkan beberapa aspek. "Kita harus melihat apakah pangan tersebut berkontribusi pada perekonomian lokal dan kesejahteraan yang berkesinambungan," terang Eni.
Makanya, Eni mengatakan, semua pihak harus turut terlibat, terutama dalam melakukan proteksi keanekarahaman tumbuhan dan hewan, serta mencegah kepunahan sumber daya alam dan berkontribusi dalam perbaikan iklim.
"Yang terakhir, pangan lokal juga harus memberikan manfaat sosial, seperti produk pangan yang berkualitas, aman, dan sehat serta mampu menjadi media edukasi," katanya.
Di sisi lain, tantangan pengembangan diversivikasi pangan harus betul-betul dihadapi dengan berbagai inovasi. Eni menilai, hanya sebagian kecil jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan.
Misalnya, lanjut Eni, hanya ada tiga jenis saja bahan pertanian pokok yang dimanfaatkan dan memberikan kontribusi 60 persen total kalori makanan yang dikonsumsi. Sementara untuk saat ini, hanya 120 spesies yang dimanfaakan dan menyumbangkan 90 persen total kalori makanan konsumsi.
Oleh karena itu, terdapat empat stategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan pangan lokal. Pertama dengan cara mempromosikan teknik proses dan penyimpanan pangan lokal secarta kecil. Kedua, penanganan pasca panen agar kandungan gizi terap terjaga.
"Kemudian, pengembangan agroindustru skala kecil yang mampu membantu pemasaran bagi petani kecil untuk meningkatkan pendapatan. Terakhir, kita harus memperkuat pengetahuan mengenai pangan lokal," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum