Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Luhut Kasih Warning: Jangan Takut-Takuti Rakyat Soal Resesi

        Luhut Kasih Warning: Jangan Takut-Takuti Rakyat Soal Resesi Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi -

        Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terus bekerja keras agar Indonesia terbebas dari zona resesi ekonomi pada kuartal III-2020 mendatang.

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, meminta kepada semua pihak agar tidak menakut-nakuti masyarakat soal resesi ekonomi.

        "Kita jangan mau ditakut-takuti dengan hal yang buruk terutama pertumbuhan ekonomi yang negatif di kuartal III ini. Yang jelas, kami akan berusaha sekuat-kuatnya," tegas Luhut, belum lama ini.

        Baca Juga: Luhut: Pejabat Harus Beli Produk Indonesia!

        Menurutnya, pemerintah sedang berupaya sekuat tenaga agar pertumbuhan ekonomi di kuartal III dapat mendekati nol persen. Luhut masih percaya diri hal tersebut dapat tercapai. Menurutnya, jika resesi ternyata benar terjadi maka bukan akhir dari segalanya.

        Karena itu, mantan Menko Polhukam itu menyebut kunci pemulihan ekonomi pada kuartal III ada pada kekompakan, kerja sama antarpihak, dan semangat memacu inovasi. Luhut juga mengaku telah melalukan diskusi dengan Bank Dunia.

        Dalam obrolan tersebut, Bank Dunia mengapresiasi program yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Indonesia disebut jauh lebih mudah melakukan pemulihan ekonomi daripada negara negara yang mengandalkan high technology.

        "Sepanjang kita bekerja dengan baik, ini track sudah benar, disiplin sudah benar, tidak perlu ketakutan berlebihan. Optimisme harus kita pelihara," ujarnya.

        Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan sebuah negara disebut masuk ke zona resesi apabila pertumbuhan ekonominya semakin turun dalam dua kuartal berturut-turut. Tapi, jika ada perbaikan dari angka sebelumnya maka negara secara teknis tak masuk resesi.

        "Hari ini kita tidak persoalkan itu resesi atau bukan resesi. Yang paling penting, kita jaga kehidupan masyarakat dengan social safety net dan kemudian kita menjaga agar pertumbuhan tetap terlihat," ujarnya.

        Baca Juga: RI Terancam Resesi, Jokowi Yakinkan Rakyatnya: Kita Masih Punya..

        Airlangga mengaku pemerintah terus berupaya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi pada kuartal III. Dampak dari Covid19, bukan cuma Indonesia yang mengalami kemerosotan ekonomi.

        "Dari segi ekonomi, kita lihat 215 negara memasuki pertumbuhan yang negatif, bukan hanya Indonesia," katanya.

        Di kawasan ASEAN, Airlangga melihat Malaysia mencatatkan pertumbuhan minus 17 persen di kuartal II-2020; Filipina minus 16,5 persen; Singapura minus 12,6 persen; dan Thailand minus 12,2 persen. Sementara, negara lain seperti Inggris mencatat kontraksi yang lebih dalam yaitu minus 21,7 persen.

        Begitu pula Prancis yang minus 19 persen dan Amerika Serikat yang minus 19,5 persen. Adapun Indonesia pada kuartal II-2020 tumbuh negatif 5,3 persen.

        Untuk itu, Airlangga bakal menjaga ketat koordinasi gas dan rem sesuai arahan Presiden Jokowi. Gas dilakukan pada pemulihan sisi ekonomi dan sosial masyarakat. Sementara, rem yang dimaksud berkaitan dengan mengendalikan kesehatan masyarakat.

        "Ditambahkan safety belt di sektor keuangan," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: