Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Saham Defensif?

        Apa Itu Saham Defensif? Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham defensif adalah saham yang memberikan dividen konsisten dan pendapatan yang stabil terlepas dari keadaan pasar saham secara keseluruhan. Biasanya, ada permintaan konstan untuk produk mereka, sehingga saham defensif cenderung lebih stabil selama berbagai fase siklus bisnis.

        Saham defensif tidak boleh disamakan dengan saham pertahanan, yaitu saham perusahaan yang memproduksi barang-barang seperti senjata, amunisi, dan jet tempur.

        Baca Juga: Apa Itu Bursa Berjangka?

        Investor yang ingin melindungi portofolionya selama ekonomi melemah atau periode volatilitas tinggi dapat meningkatkan eksposur mereka ke saham defensif. Selain arus kas yang kuat, perusahaan-perusahaan tersebut juga memiliki operasi yang stabil dengan kemampuan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang melemah. Mereka juga membayar dividen, yang dapat memiliki efek melindungi harga saham selama penurunan pasar.

        Di masa-masa sulit, seseorang tetap ada yang ingin memiliki saham karena ketakutan dan keserakahan seringkali dapat menggerakkan pasar. Saham defensif mengakomodasi keserakahan dengan menawarkan hasil dividen yang lebih tinggi daripada yang dapat dibuat di lingkungan suku bunga rendah.

        Saham defensif juga mengurangi ketakutan karena tidak berisiko seperti saham biasa, dan biasanya dibutuhkan bencana yang signifikan untuk menggagalkan model bisnis mereka. Investor juga perlu menyadari bahwa sebagian besar manajer investasi tidak punya pilihan selain memiliki saham. Jika mereka merasa kedepannya akan lebih sulit, mereka akan berpindah ke saham yang defensif.

        Saham defensif cenderung berkinerja lebih baik daripada pasar yang lebih luas selama resesi. Namun, selama fase ekspansi, kinerja mereka cenderung di bawah pasar. Itu disebabkan oleh beta rendah atau risiko terkait pasar.

        Saham defensif biasanya memiliki beta kurang dari 1. Untuk menggambarkan beta, pertimbangkan saham dengan beta 0,5. Jika pasar turun 2% dalam seminggu, maka yang diberharapkan saham hanya akan rugi sekitar 1%. Di sisi lain, kenaikan harga 2% di pasar selama satu minggu mengarah pada kenaikan yang diharapkan hanya 1% untuk saham defensif dengan beta 0,5.

        Baca Juga: Apa Itu Cadangan Likuiditas?

        Keuntungan dari Saham Defensif

        Saham defensif menawarkan keuntungan substansial dan keuntungan jangka panjang yang serupa dengan risiko lebih rendah dibandingkan saham lain. Saham-saham defensif sebagai suatu kelompok memiliki rasio Sharpe yang lebih tinggi daripada pasar saham secara keseluruhan.

        Argumen ini cukup kuat karena saham defensif secara obyektif merupakan investasi yang lebih baik daripada saham lain. Bahkan, Warren Buffett juga menjadi salah satu investor terbesar sepanjang masa dengan berfokus pada saham defensif dengan tidak perlu mengambil resiko yang berlebihan untuk mengalahkan pasar. Faktanya, membatasi kerugian dengan saham defensif mungkin lebih efektif.

        Kerugian dari Saham Defensif

        Namun, sisi negatifnya, volatilitas rendah dari saham-saham defensif sering menyebabkan keuntungan yang lebih kecil selama pasar bullish dan siklus kesalahan waktu pasar. Sayangnya, banyak investor meninggalkan saham defensif karena frustrasi dengan kinerja yang buruk di akhir pasar bullish, ketika mereka sangat membutuhkannya.

        Setelah penurunan pasar, investor terkadang terburu-buru membeli saham defensif, meskipun sudah terlambat. Upaya gagal dalam penentuan waktu pasar menggunakan saham defensif ini dapat secara signifikan menurunkan tingkat pengembalian bagi investor.

        Baca Juga: Apa Itu Doomscrolling?

        Contoh Saham Defensif

        Saham defensif juga dikenal sebagai saham non-siklus karena tidak berkorelasi tinggi dengan siklus bisnis. Di bawah ini adalah beberapa jenis saham defensif:

        Perbankan

        Perbankan menjadi sektor defensif karena bank yang menjadi pusat keuangan akan terus berjalan dan dibutuhkan dalam kondisi ekonomi apapun. Bahkan di dalam kondisi ekonomi terburuk sekalipun, akan ada banyak nasabah yang menyimpan uang di bank sehingga bank sendiri akan diuntungkan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK).

        Kebutuhan Pokok

        Perusahaan kebutuhan pokok merupakan penghasil barang konsumen. Perusahaan ini memiliki peran penting mulai dari memproduksi hingga memasarkan bahan baku yang dibutuhkan masyarakat. Kebutuhan berupa pangan hingga harian akan membuat arus kas perusahaan cenderung stabil.

        Sektor Utilitas

        Sektor ini mencakup berbagai subsektor termasuk listrik, air dan gas. Sebagaimana diketahui, utilitas menjadi sektor kebutuhan yang dalam kondisi ekonomi apapun akan tetap dibutuhkan.

        Baca Juga: Apa Itu Cadangan Kas?

        Bidang Kesehatan

        Perusahaan bidang kesehatan baik untuk perusahaan farmasi yang memproduksi kebutuhan medis atau rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dianggap sebagai sektor defensif. Hal ini karena akan selalu ada orang-orang yang membutuhkan perawatan pelayanan kesehatan serta obat-obatan.

        Replacement Market

        Replacement Market atau suku cadang kendaraan otomotif dan sparepart akan tetap dibutuhkan karena dalam keadaan apapun, kendaraan akan membutuhkan perawatan suku cadang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: