Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cek Fakta Debat Capres Trump Vs Biden

        Cek Fakta Debat Capres Trump Vs Biden Kredit Foto: Antara/REUTERS/Jonathan Ernst/
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengikuti debat untuk pertama kalinya jelang Pemilu AS November mendatang.

        Debat pertama ini termasuk dari tiga yang sudah dijadwalkan, di mana semuanya disiarkan langsung melalui televisi.

        Dalam debat panas selama 90 menit tersebut, para calon presiden bentrok dalam semua hal, dari kondisi ekonomi sampai penanganan pandemi virus corona.

        BBC Reality Check mengecek beberapa klaim mereka.

        Trump: "Kami membangun ekonomi terbesar sepanjang sejarah"

        Realita: Itu tidak benar. Ada kalanya dalam sejarah AS ekonomi mereka lebih kuat dari kondisi saat ini

        Sebelum pandemi virus corona, Presiden Trump mengklaim telah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bersejarah.

        Memang benar ekonomi AS dalam kondisi baik sebelum pandemi--meneruskan tren yang dimulai saat kepemimpinan Barack Obama.

        Namun ada periode di mana perekonomian AS tumbuh lebih kuat dari saat ini.

        Biden: "AS menyumbang 4% populasi dunia, tapi juga 20% dari total kematian"

        Realita: Ini ada benarnya. Tapi jika menilik kematian akibat virus corona per kapita, ada beberapa negara yang mencatatkan jumlah kematian lebih banyak ketimbang AS.

        Biden mengkritik respon Trump terhadap pandemi virus corona.

        Berdasarkan statistik, klaim ini hampir benar. Populasi AS adalah 328 juta jiwa, sehingga menyumbang lebih dari 4% total populasi global yang sebanyak 7,7 miliar orang.

        AS mencatatkan 205.942 kematian akibat virus corona, menurut data terbaru dari John Hopkins University.

        Total angka kematian dunia adalah 1.004.808.

        Melalui metrik ini, AS menyumbang sekitar 20?ri total kematian akibat Covid-19 di dunia, meskipun tata cara yang dipakai negara-negara di dunia dalam menghitung statistiknya bervariasi.

        Trump: Jumlah surat suara yang dikirim lewat pos akan menimbulkan "kecurangan yang Anda tidak pernah lihat sebelumnya"

        Realita: Studi belum menemukan bukti adanya kecurangan luas, meskipun sudah ada beberapa contoh kasus

        Banyak pemilih AS diperkirakan akan mengirim surat suaranya lewat kantor pos tahun ini karena pandemi virus corona.

        Presiden Trump telah berulang kali memperingatkan bahwa ini akan menghasilkan kecurangan yang luas.

        Ada beberapa contoh kasus soal kecurangan ini, termasuk yang baru-baru ini terjadi di North Carolina dan New Jersey.

        September lalu, Departemen Kehakiman AS merilis pernyataan soal insiden di Pennsylvania, di mana "sembilan surat suara terbuang" dan mengatakan bahwa tujuh surat suara tersebut "memilih calon presiden Donald Trump."

        Meski demikian, berbagai studi belum menemukan bukti besar adanya kecurangan yang meluas.

        Tingkat kecurangan pemilu secara keseluruhan di AS adalah antara 0,00004% and 0,0009%, menurut studi Brennan Center for Justice pada 2017.

        Biden: "100 juta orang [di AS] memiliki penyakit bawaan"

        Realita: Tidak ada jawaban pasti soal ini.

        Calon presiden berdebat soal berapa banyak orang di AS yang memiliki penyakit bawaan, yang dapat menghambat beberapa warga AS untuk mendapatkan asuransi medis swasta.

        Biden mengatakan terdapat 100 juta orang dengan penyakit bawaan, namun Presiden Trump mengatakan angka itu "sangat salah."

        Jadi, berapa banyak orang yang memiliki penyakit bawaan? Tidak ada jawaban pasti soal ini.

        Menurut data Departemen Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS, antara 50 juta sampai 129 juta warga AS yang bukan dalam kategori usia lanjut memiliki penyakit bawaan.

        Organisasi lain memiliki perkiraan berbeda. The Center for American Progress meyakini angkanya lebih tinggi, yaitu 135 juta warga AS berusia di bawah 65 tahun.

        Trump: "Vaksin akan tersedia dalam beberapa minggu"

        Realita: "Peluang" untuk mendapat vaksin yang disetujui dan siap digunakan pada akhir Oktober "sangat, sangat rendah, kata kepala penasihat ilmuwan di program pengembangan vaksin AS.

        Moncef Slaoui membuat penilaian ini dengan hati-hati pada awal September.

        Sementara itu, Dr Anthony Fauci, ahli penyakit menular di AS, telah memprediksi AS akan mengetahui apakah vaksin buatannya aman dan efektif pada November atau Desember tahun ini.

        Ia mengatakan dalam sebuah rapat pendapat dengan Senat bulan ini bahwa akan tersedia cukup banyak doksis vaksin bagi setiap warga AS pada April.

        Biden: "Industri manufaktur jatuh" sebelum pandemi virus corona

        Realita: Berdasarkan statistik, itu tidak benar

        Kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan bahwa sebelum Covid-19, "industri manufaktur jatuh."

        Pandemi memang berdampak pada sektor ini. Sampai Agustus, sektor manufaktur di AS kehilangan 237.000 tenaga kerja sejak Trump menjadi presiden pada 2017.

        Namun sebelum pandemi, Presiden Trump menambah sekitar 500.000 pekerjaan di sektor manufaktur dalam tiga tahun pertamanya menjadi presiden.

        Trump: Biden pernah memanggil warga Afrika-Amerika "super predator"

        Realita: Itu tidak benar. Ia memang memakai kata "predator" namun tidak untuk menyebut warga Amerika keturunan Afrika.

        Pada tahun 1993, Biden memperingatkan ada "predator di jalan" dalam sebuah pidato sebelum pemungutan suara atas rancangan undang-undang kriminalitas penting di Kongres.

        Ia tidak khusus menyebutkan Afrika-Amerika namun RUU kriminalitas itu lantas dikritik karena meningkatkan pemenjaraan massal yang secara tidak proporsional merugikan pria Afrika-Amerika.

        Istilah "super predator" dipakai oleh Hillary Clinton pada 1996 saat ia mendukung RUU kontroversial tersebut.

        Clinton mengatakan: "Kita perlu menangani orang-orang ini. Mereka kerap dihubungkan dengan kartel narkoba besar, mereka bukan lagi cuma geng anak-anak. Mereka seringkali adalah anak-anak yang disebut super-predator, tidak punya kesadaran dan tidak punya empati."

        Biden: "Trump belum menurunkan harga obat-obatan untuk semua"

        Realita: Rata-rata harga resep obat bulanan sedikit turun dari awal tahun lalu sampai Agustus 2019, meskipun harganya sekarang telah naik lagi.

        Menurut Biro Statistik Ketenagakerjaan, Indeks Harga Konsumen, atau CPI, yang mengatur harga barang-barang rumah tangga di AS, rata-rata harga obat resep bulanan jatuh 0,3?ri Januari-Agustus 2019.

        Penurunan ini adalah yang pertama kali dalam periode 12 bulanan sejak 1973.

        Sementara rata-rata harga obat naik 1,5% di tahun berikutnya, di bawah Presiden Trump rata-rata kenaikan lebih rendah ketimbang di bawah Presiden Obama.

        CPI bukanlah cara yang dapat diandalkan untuk mengukur harga-harga obat, karena ini hanya meliputi obat-obatan yang banyak dipakai, yang biasanya berharga lebih murah.

        CPI lebih tidak mungkin mencakup obat-obatan baru atau yang jarang disarankan, yang biasanya harganya lebih mahal dan kenaikan harganya lebih tinggi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: