Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berusia Lebih dari Seabad, Ini Sederet Kontribusi Sawit untuk Masyarakat dan Negara

        Berusia Lebih dari Seabad, Ini Sederet Kontribusi Sawit untuk Masyarakat dan Negara Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berusia 109 tahun, industri perkebunan kelapa sawit Indonesia telah berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dunia. Bahkan, di tengah masifnya Covid-19 di Indonesia dan dunia, industri perkebunan sawit tetap menunjukkan eksistensinya sebagai penyelamat ekonomi nasional.

        Mengutip laporan PASPI Monitor, hingga kuartal III-2020, kontribusi sawit melalui devisa ekspor dan penghematan devisa akibat implementasi B30 mampu menciptakan surplus total neraca perdagangan sebesar US$13,51 miliar (setara dengan Rp198 triliun atau lebih dari tiga kali lipat dana penanganan Covid-19 dari APBN yang hanya sekitar Rp75 triliun). 

        Tidak hanya itu, "industri sawit baik pada sektor hulu (perkebunan) maupun hilir (industri pengolahan), memiliki kemampuan reseliensi dan imunitas yang cukup tinggi dibandingkan industri atau sektor lainnya, bahkan tetap menjadi lokomotif ekonomi yang mampu menarik sektor/industri lainnya agar tetap berproduksi," seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

        Baca Juga: Bukti Nol Limbah, Ampas Sawit Kaltim Mengudara ke Mancanegara

        Bukti imunitas sawit yang cukup tinggi tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya PHK tenaga kerja di perkebunan sawit, upah pekerja yang dibayarkan normal, dan operasional kebun sawit berjalan normal dengan tetap menetapkan protokoler kesehatan.

        Perkebunan sawit khususnya perusahaan perkebunan juga mampu beradaptasi di tengah pandemi melalui inovasi teknologi digitalisasi pada budidaya perkebunan sawit hingga pengolahan di tingkat PKS.

        Prestasi lainnya yang berhasil ditorehkan industri sawit nasional, yakni biofuel sawit untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi. Tidak hanya itu, penggunaan biofuel sawit sekaligus berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon yang selama ini menjadi masalah lingkungan global.

        Sejak Januari 2020 lalu, pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan mandatori B30 dan direncanakan akan terus ditingkatkan hingga 100 persen bahan bakar berbasis minyak sawit (green energy).

        Selain biodiesel sawit, kemandirian energi nasional juga akan segera terealisasikan dengan ditemukannya sumber alternatif energi berbasis sawit lainnya yaitu produk biohidrokarbon (green diesel/diesel sawit, green gasoline/bensin sawit, dan green avtur/avtur sawit).

        Baca Juga: Ketua Umum Gapki: Kampanye Negatif Sawit Tidak Rasional

        Ditemukannya Katalis Merah Putih oleh para peneliti dari ITB menjadi jalan untuk mengembangkan minyak sawit menjadi produk biohidrokarbon.

        "Berbeda dengan biodiesel sawit, produk biohidrokarbon bersifat drop in yang dapat langsung digunakan pada mesin kendaran serta memiliki banyak keunggulan dibandingkan minyak fosil seperti cetane number dan octane number yang lebih tinggi, sulfur content pada green diesel yang lebih rendah serta freezing point yang lebih rendah dan thermal stability yang lebih baik pada green avtur," seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: