Sejumlah entitas meyebut Bitcoin sebagai aset gelembung; aset yang harganya melonjak dengan cepat, tetapi juga mudah jatuh. Namun, CEO Amber Group--layanan keuangan aset digital--Michael Wu berpikir sebaliknya.
Menurut Wu, setiap ada perubahan paradigma baru, orang-orang selalu memulainya dengan rasa skeptis yang hadir bersama volatilitas harga.
"Orang akan mulai dengan keraguan dan itu sangat wajar karena mereka mesti meluangkan waktu guna memahami hal baru--apakah itu akan berkelanjutan?" ujarnya, sebagaimana informasi yang Warta Ekonomi lansir dari Cointelegraph, Senin (8/2/2021).
Baca Juga: Orang Terkaya Ketiga: Bitcoin Investasi Terbaik Sepanjang Masa
Baca Juga: Bisnis GrabFood Makin Tokcer, Transaksinya Capai Angka ....
Ia menilai, Bitcoin bukan lagi aset gelembung, sebab kini banyak pihak yang terlibat dalam investasi koin virtual yang hanya berjumlah 21 juta itu. Menurut Wu, BTC mirip dengan emas.
Ia menambahkan, "Saya rasa Anda tak dapat menyebut Bitcoin sebagai aset gelembung lagi, karena Anda semua memilikinya, miliarder, perusahaan multimiliar juga. Mereka membeli Bitcoin yang hanya ada 21 juta."
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar semakin mengenal Bitcoin--termasuk investor besar. Sebagai contoh, Microstrategi menyalurkan lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp14 triliun) pada 2020; MassMutual mengalirkan 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,4 triliun); sedangkan Square menanamkan 50 juta dolar AS (sekitar Rp701,7 miliar).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: