Lagi Marak Kasus Gagal Bayar Asuransi Jumbo Bikin Asuransi Syariah Khawatir
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia atau AASI Erwin Noekman mengaku khawatir ramainya berita gagal bayar asuransi besar bakal memengaruhi citra pelaku asuransi lain, khususnya bisnisnya yang lebih kecil. Dia juga mengkhawatirkan industri asuransi syariah akan ikut mendapatkan citra negatif dari masyarakat.
"Walaupun gagal bayar tidak ada di asuransi syariah, tapi literasi asuransi syariah masih minim. Kami khawatir terpengaruh berita negatif asuransi besar. Ini jadi tantangan kepengurusan AASI," ujar Erwin dalam sesi webinar hari ini (15/2/2021) di Jakarta.
Baca Juga: Marak Kasus Gagal Bayar Asuransi, Lembaga Penjamin Polis Didorong
Karena itu dia menggerakkan pengurus AASI untuk melakukan kampanye positif melawan arus berita negatif. Strategi yang dipilih adalah melakukan kampanye asuransi syariah untuk tolong-menolong. Menurutnya, di tengah berbagai bencana saat ini minat masyarakat untuk berdonasi terlihat tinggi, seperti melakukan wakaf dan membantu korban bencana.
"Konsep proteksi bagus saat ini untuk masyarakat saling tolong-menolong. Di masa pandemi dan bencana seperti ini masyarakat jadi bersemangat untuk berdonasi. Jadi ini akan terus kami kampanyekan," ujarnya.
Kinerja asuransi syariah pada Desember 2020 untuk nilai aset industri tercatat sebesar Rp44,4 triliun, turun 2,2% (yoy) dibandingkan dengan 2019 senilai Rp45,5 triliun. Kinerja ini dinilai masih berada dalam kondisi yang wajar, mengingat besarnya dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian.
Industri asuransi syariah juga menutup 2020 dengan perolehan laba Rp792 miliar, yang berarti menurun hingga 80,5% (yoy) dibandingkan dengan 2019 senilai Rp4,07 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq