Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Setahun Covid-19, Wamenkes: Stigma Masyarakat Jadi Kendala Proses 3T

        Setahun Covid-19, Wamenkes: Stigma Masyarakat Jadi Kendala Proses 3T Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menungkapkan kendala yang dihadapi selama penanganan pandemi Covid-19. Menurutnya yang menjadi kendala adalah stigma masyarakat terhadap mereka yang terinfeksi Covid-19.

        Menurutnya penting bagi masyarakat untuk mulai menghilangkan stigma terhadap pasien penderita Covid-19. Sebab, stigma tersebut mempengaruhi proses penanganan terhadap pasien sehingga penanganan menjadi tidak optimal.

        Baca Juga: Setahun Covid-19, Wamenkes: Ini Perang Dunia Ketiga

        "Stigma masyarakat menjadi sangat penting karena orang menjadi takut atau merasa dikucilkan ketika divonis Covid-19. Jadi mereka bersembunyi, menolak untuk di-testing, di-tracing, itu adalah kendala besar yang harus kita hadapi saat ini," katanya dalam dialog bertema "Ibu Pertiwi Di Sewarsa Pandemi" yang disiarkan secara daring, Selasa (2/3/2021).

        Dengan proses testing dan tracing yang terkendala, pasien yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami stadium yang lebih lanjut. Semakin tinggi stadium Covid yang diderita, semakin tinggi risiko kematian pasien.

        "Kematian itu timbul ketika sudah memasuki stadium yang lebih lanjut," katanya.

        Namun, Dante menjelaskan setahun sudah pandemi berlangsung, masyarakat perlahan mulai menghilangkan stigma itu. Masyarakat menyadari bahwa peran dari masyarakat juga diperlukan untuk memutus rantai pandemi.

        "Sekarang sudah mulai bergeser dibandingkan dulu. Mudah-mudahan masyarakat lebih berperan serta dalam proses 3T," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: