Kenaikan imbal hasil obligasi Treasury menjadi amunisi utama bagi dolar AS untuk memporak-porandakan mata uang dunia. Bagaimana tidak, dari Asia hingga dunia, banyak hampir semua mata uang remuk melawan dolar AS, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling, dolar Kanada, dan franc.
Mayoritas mata uang benua kuning pun keok melawan dolar AS, yakni dolar Taiwan, dolar Singapura, yen, dolar Hong Kong, yuan, dan rupiah. Hanya won yang saat ini berada di posisi unggul atas dolar AS. Baca Juga: Sedap! Volume Transaksi Pasar Kripto Negara Ini Lampaui Rerata Transaksi Harian Pasar Saham
Kabar buruknya lagi, nilai tukar rupiah menjadi yang paling babak belur di Asia saat berhadapan dengan dolar AS. RTI mencatat, dolar AS menekan rupiah signifikan hingga ke level terdalam di angka Rp14.403 per dolar AS. Baca Juga: Senin, 15 Maret 2021: Rupiah Merah Membara!
Terhitung sampai pukul 14.55 WIB, rupiah terkoreksi -1,01% ke level Rp14.367 per dolar AS. Rupiah juga diganyang oleh dolar Australia (-0,74%), euro (-0,77%), dan poundsterling (-0,79%).
Nasib rupiah di Asia lebih parah lagi. Tanpa bisa melawan, rupiah jatuh di hadapan won (-1,04%), dolar Hong Kong (-0,98%), ringgit (-0,93%), yuan (-0,87%), yen (-0,86%), baht (-0,84%), dolar Singapura (-0,78%), dan dolar Taiwan (-0,58%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: