Big Data Expert Continuum Data Indonesia melakukan survei respons masyarakat terhadap wacana kenaikan PPN sembako. Hasilnya menunjukkan jika 5 persen rakyat publik menganggap rencana tersebut akan membantu pemulihan ekonomi.
"Publik yang setuju menganggap bahwa rencana ini akan membantu dalam pemulihan ekonomi, terlebih jika yang dipajaki adalah sembako premium," jelas perwakilan Big Data Expert Continuum Omar Abdillah dalam diskusi publik INDEF yang dilakukan secara virtual, Senin (28/6/2021).
Baca Juga: Coba Dengar Pak Jokowi-Bu Sri: 70% Tolak Pajak Sembako, "Tidak Memihak Rakyat"
Ketika isu tentang wacana PPN sembako menyebar luas, pemerintah memberikan pernyataan bahwa yang akan dikenakan pajak hanyalah sembako-sembako premium. Dari pernyataan tersebut, sebanyak 6 persen rakyat mendukung wacana pajak sembako premium. Secara garis besar, ada 13,7 persen masyarakat yang memberikan respons positif selama periode penelitian Big Data Expert Continuum Data Indonesia.
Kebanyakan masyarakat yang memberikan respons positif terhadap isu wacana tersebut menganggap kebocoran draf PPN sembako tersebut hanyalah hoaks. Kemudian ada juga yang menilai kebijakan PPnBM dan PPN sembako tidak ada relevansinya.
Pengumpulan data itu sendiri dilakukan dalam kurun waktu 10 hari melalui 86,2 ribu perbincangan dari 63 ribu akun Twitter yang berasal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan perbincangan pro-kontra wacana PPN sembako tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
"Oleh karena itu, di sini kita katakan sembako ini merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi masyarakat. Jadi, mungkin mereka merasa akan mengalami kesulitan kalau PPN sembako ini diimplementasikan," tutur Omar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: