Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Neraca Pembayaran?

        Apa Itu Neraca Pembayaran? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Neraca pembayaran adalah pencatatan secara sistematik semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara selama jangka waktu tertentu. Transaksi keuangan ini dilakukan oleh individu, perusahaan, dan badan pemerintah untuk membandingkan penerimaan dan pembayaran yang timbul dari perdagangan barang dan jasa. Biasanya, neraca pembayaran dihitung setiap triwulan dan setiap tahun kalender.

        Neraca pembayaran terdiri dari dua komponen: neraca berjalan dan neraca modal. Transaksi berjalan mencerminkan pendapatan bersih suatu negara, sedangkan akun modal mencerminkan perubahan bersih dalam kepemilikan aset nasional.

        Baca Juga: Apa Itu Neraca?

        Hal yang paling utama dalam menghitung neraca pembayaran adalah keseimbangan antara arus masuk dan arus keluar. Seharusnya, seluruh komponen jika dijumlahkan harus bernilai nol. Tetapi hal tersebut sulit ditemukan sehingga menghasilkan surplus dan defisit neraca pembayaran.

        Ada juga yang menyebut neraca pembayaran terdiri dari lima komponen utama, yaitu neraca transaksi berjalan, neraca modal, neraca finansial, selisih perhitungan bersih, dan lalu lintas moneter. Setiap komponen dicatat dengan menggunakan sistem pencatatan ganda (double entry bookkepping system) serta akan menghasilkan simpangan cadangan devisa negara.

        Semua perdagangan yang dilakukan oleh sektor swasta dan publik diperhitungkan dalam neraca pembayaran untuk menentukan berapa banyak uang yang masuk dan keluar dari suatu negara. Jika suatu negara telah menerima uang, ini dikenal sebagai kredit, dan jika suatu negara telah membayar atau memberi uang, transaksi tersebut dihitung sebagai debit.

        Ketika digabungkan, barang dan jasa bersama-sama membentuk neraca perdagangan suatu negara. Neraca perdagangan biasanya merupakan bagian terbesar dari neraca pembayaran suatu negara karena merupakan total impor dan ekspor. Jika suatu negara memiliki neraca perdagangan defisit, maka ia mengimpor lebih banyak daripada ekspor, dan jika memiliki neraca perdagangan surplus, ia mengekspor lebih banyak daripada impornya.

        Penerimaan dari aset yang menghasilkan pendapatan seperti saham dalam bentuk dividen juga dicatat dalam rekening giro. Komponen terakhir dari rekening giro adalah transfer sepihak. Ini adalah kredit yang sebagian besar merupakan remitansi pekerja, yaitu gaji yang dikirim kembali ke negara asal seorang warga negara yang bekerja di luar negeri, serta bantuan luar negeri yang diterima langsung.

        Lebih lanjut, neraca modal dipecah menjadi aliran moneter yang bercabang dari pengampunan utang, transfer barang, dan aset keuangan oleh migran yang meninggalkan atau memasuki suatu negara. Dalam akun keuangan, arus moneter internasional yang terkait dengan investasi dalam bisnis, real estat, obligasi, dan saham didokumentasikan. Juga termasuk aset milik pemerintah, seperti cadangan devisa, emas, dan lain-lain.

        Jika suatu negara tidak dapat mendanai impornya melalui ekspor modal, ia harus melakukannya dengan mengurangi cadangannya. Situasi ini sering disebut sebagai defisit neraca pembayaran, menggunakan definisi sempit dari neraca modal yang tidak termasuk cadangan bank sentral. Namun pada kenyataannya, neraca pembayaran yang didefinisikan secara luas harus berjumlah nol menurut definisi.

        Dalam praktiknya, perbedaan statistik muncul karena sulitnya menghitung secara akurat setiap transaksi antara ekonomi dan negara lain di dunia, termasuk perbedaan yang disebabkan oleh translasi mata uang asing.

        Neraca pembayaran dan data posisi investasi internasional sangat penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional dan internasional. Aspek-aspek tertentu dari data neraca pembayaran, seperti ketidakseimbangan pembayaran dan investasi asing langsung, merupakan isu-isu kunci yang ingin diatasi oleh pembuat kebijakan suatu negara.

        Kebijakan ekonomi seringkali ditargetkan pada tujuan tertentu yang pada gilirannya berdampak pada neraca pembayaran. Misalnya, satu negara mungkin mengadopsi kebijakan yang dirancang khusus untuk menarik investasi asing di sektor tertentu, sementara negara lain mungkin berusaha menjaga mata uangnya pada tingkat yang rendah secara artifisial untuk merangsang ekspor dan membangun cadangan mata uangnya. Dampak dari kebijakan tersebut pada akhirnya terekam dalam data neraca pembayaran.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: