Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        United Tractors Raup Laba Bersih Sebesar Rp10,3 Triliun Pada Tahun 2021 Naik 71%

        United Tractors Raup Laba Bersih Sebesar Rp10,3 Triliun Pada Tahun 2021 Naik 71% Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT United Tractors Tbk (UNTR) anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp79,5 triliun atau naik sebesar 32% dari Rp60,3 triliun pada tahun 2020.

        “Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih Perseroan meningkat 71% menjadi Rp10,3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp6 triliun,” kata Sekretaris Perusahaan United Tractors, Sara Loebis, dalam keteerangan resmi di Jakarta, Jumat (25/2/2022). 

        Sara mengungkapkan bahwa segmen usaha kontraktor penambangan memberikan kontribusi terbesar terhaddap kinerja perseroan hingga mencapai 42%. Tercatat, segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) sampai dengan bulan Desember 2021 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp33,2 triliun, naik 14% dari Rp29,2 triliun pada tahun 2020.

        Baca Juga: Gak Kaleng-kaleng, Pendapatan Astra Capai Ratusan Triliun dan Keuntungan Tembus Rp20,19 Triliun

        “PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 1% dari 114,6 juta ton menjadi 116,2 juta ton, dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 3% dari 825,0 juta bcm menjadi 852,1 juta bcm,” ucapnya.

        Sementara itu, segmen usaha mesin konstruksi berkontribusi 29% pada tahun 2021. Segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 97% menjadi 3.088 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 1.564 unit.

        Baca Juga: Kecipratan Berkah Kenaikan Harga Batu Bara, Perusahaan Alat Berat KOBX Catat Pendapatan Tertinggi

        Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 30% menjadi Rp7,8 triliun.

        Berdasarkan riset pasar internal, pangsa pasar Komatsu pada tahun 2021 adalah sebesar 21%.

        Penjualan UD Trucks mengalami peningkatan dari 224 unit menjadi 375 unit, dan penjualan produk Scania naik dari 217 unit menjadi 545 unit.

        “Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi naik sebesar 70% menjadi Rp22,8 triliun dibandingkan Rp13,4 triliun pada periode yang sama tahun 2020,” jelas Sara.

        Selanjutnya, segmen usaha pertambangan batu bara yangoleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) memberikan kontribusi 17% kepada UNTR.

        Sampai dengan bulan Desember 2021 total penjualan batu bara mencapai 9,0 juta ton, termasuk 2,4 juta ton batu bara metalurgi, atau turun 3% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar 9,3 juta ton.

        “Namun demikian pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara meningkat sebesar 44% menjadi Rp13,7 triliun dikarenakan peningkatan rata-rata harga jual batu bara,” terangnya.

        Baca Juga: Disulap Hary Tanoe Jadi Perusahaan Batu Bara, Bos IATA Gercep Jualan Saham Capai Ratusan Juta Rupiah

        Untuk segmen usaha pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR), kontribusinya sebesar 10%. PTAR saat ini mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

        Sampai dengan bulan Desember 2021, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 330.000 ons, naik 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebanyak 320.000 ribu ons, Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan rata-rata harga jual emas, pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas naik 19% dari Rp7,0 triliun menjadi Rp8,3 triliun.

        Segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET), sampai dengan bulan Desember 2021, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,5 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun pada periode yang sama tahun 2020.

        ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp696 miliar, turun dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,3 triliun.

        “Kerugian bersih terutama disebabkan oleh perlambatan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya peluang proyek konstruksi baru selama pandemi,” jelas Sara.

        Dalam kesempatan ini, Sara menyebutkan bila sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu strategi transisi Korporasi.

        Untuk mempercepat pengembangan EBT, pada akhir tahun 2021 seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).

        Sampai dengan bulan Desember 2021, EPN telah memasang Rooftop Solar PV di sejumlah fasilitas dalam grup Perseroan dan Astra mencapai 2,4 MWp.

        Hingga akhir tahun 2022, ditargetkan akan ada penambahan instalasi baru Rooftop Solar PV sebesar 15 MWp dan akan meningkat di tahun berikutnya.

        Perseroan saat ini mengoperasikan satu pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) yaitu PLTMH Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah, dan sedang membangun pembangkit listrik tenaga minihidro lainnya yakni PLTM Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTM Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2023.

        Baca Juga: Pengembangan EBT Butuh Investasi Besar, Wamen BUMN Sebut IPO Bisa Jadi Opsi Pendanaan

        Selain itu, Perseroan juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW.

        Perseroan juga aktif melakukan studi dan tinjauan pada energi terbarukan lainnya seperti proyek hydropower skala besar, floating solar PV, geothermal, wind power dan waste-to-energy.

        Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi UT untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan,” tutup Sara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: