Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aksi Mahasiswa Tolak Penundaan Pemilu Dikecam, PKS: Kalau Ngikutin Ngabalin Nggak Akan Reformasi 98

        Aksi Mahasiswa Tolak Penundaan Pemilu Dikecam, PKS: Kalau Ngikutin Ngabalin Nggak Akan Reformasi 98 Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memberikan sikap terhadap tuntutannya. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin meminta kepada mahasiswa untuk tidak main melemparkan ancaman apalagi kepada kepala negara.

        Menanggapi hal itu, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Kholid menyindir Ngabalin yang memberikan respons kepada mahasiswa. Menurutnya, apa yang disampaikan Ngabalin ke mahasiswa tidak perlu diikuti.

        Baca Juga: Jelang Demo Besar-besar 11 April, Tagar Goodbye Jokowi Trending di Twitter

        "Karakter mahasiswa kan memang progresif revolusioner. Memiliki jiwa pendobrak kebuntuan. Kalau ngikutin Pak Ngabalin ya enggak akan pernah kejadian reformasi 98. Enggak akan kita nikmati demokrasi seperti saat ini," kata Kholid saat dihubungi, Kamis (7/5/2022).

        Kholid menilai apa yang menjadi tuntutan rekan-rekan mahasiswa sebenarnya sederhana dan tak inkonstitusional.

        "Mereka hanya meminta jaminan bahwa Presiden tegas menolak tiga periode dan menolak usulan penundaan pemilu 2024," ungkapnya.

        Baca Juga: Dicecar Refly Harun “Mahasiswa Demo Nggak Angkat Isu Presidential Threshold” Ini Kata Ketua BEM UI

        Lebih lanjut, Kholid mengatakan apa yang dilakukan mahasiswa itu telah merepresentasikan keinginan masyarakat. Untuk itu, menurutnya Presiden Jokowi hanya tinggal memenuhi keinginan mahasiswa tersebut.

        "Presiden harus tegas dan jelas berjanji bahwa pemilu tidak akan ditunda. Dan berjanji hanya cukup 2 periode seperti amanat konstitusi," tandasnya.

        Diketahui, AMI telah menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2022) lalu. Adapun tuntutan aksi massa adalah menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

        Perwakilan AMI, Bayu Satria Utomo mengatakan, penolakan penundaan Pemilu yang berujung pada perpanjangan masa jabatan Presiden perlu disikapi. Tentunya, oleh Joko Widodo (Jokowi) selaku orang nomor satu di Indonesia.

        Baca Juga: Ngabalin Ngocehin Mahasiswa yang Demo Jokowi, Jubir PKS: Kalau Ngikutin Dia Reformasi 98 Nggak Ada!

        Hingga kekinian, mahasiswa masih menunggu Jokowi untuk membuat pernyataan terbuka menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Jika tidak, kata Bayu, mahasiswa mengancam akan turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar.

        Merespons hal itu Ali Mochtar Ngabalin meminta kepada mahasiswa untuk tidak main melemparkan ancaman apalagi kepada kepala negara.

        Ngabalin mengatakan bahwa mahasiswa seharusnya bisa menyampaikan pendapat dengan baik. Menurutnya memberikan ancaman seperti itu bukanlah watak dari mahasiswa.

        Baca Juga: Mahasiswa Gelar Aksi 11 April 2022 Tolak Penundaan Pemilu, Goodbye Jokowi Puncaki Trending Twitter

        "Tidak bagus, tidak baik dalam karakter dan prinsip dasar mahasiswa kalau mengancam. (Jokowi) kepala negara lho ini. Jadi ya negeri ini kan pewaris takhta pertama mahasiswa. Mereka akan jadi pemimpin-pemimpin besar republik ini. Mulai sekarang mereka harus menyampaikan pendapat dengan baik, enggak usah main ancam," kata Ngabalin saat dihubungi, Selasa (5/4/2022).

        Di sisi lain, Ngabalin juga mempertanyakan logika dari mahasiswa yang melayangkan ancaman bakal menggelar aksi lebih besar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: