Civil 20 (C20) mendorong pembahasan kebijakan yang lebih ramah gender dan disabilitas pada forum diskusi G20, termasuk kelompok-kelompok marjinal.
Mike Verawati, koordinator kelompok kerja Kesetaraan Gender dan Disabilitas (Gender Equality & Disability), berharap forum G20 dapat mempertimbangkan aspek gender dan disabilitas sebagai kerangka kerja atau landasan dalam menyusun kebijakan.
"Agar G20 benar-benar melibatnya semuanya dan proses inklusi dapat merangkul semua kelompok," ujar Mike, saat konferensi pers C20 di Jakarta, Kamis (30/6/2022).
Baca Juga: C20 Sebut Dialog Keuangan di G20 Masih Eksklusif: Belum Libatkan Masyarakat Sipil
Misalnya, lanjut Mike, ketika membicarakan keadilan ekonomi perlu melihat kepentingan dan kemanfaatan dari kelompok-kelompok yang selama ini tergolong marjinal. Mike mengakui kerangka keadilan gender dan disabilitas telah banyak disuarakan oleh kelompok-kelompok lainnya, namun dia menggarisbawahi perlu adanya komitmen yang kuat terkait aspek ini.
Terlebih, presidensi G20 saat ini tengah dipegang oleh Indonesia. Oleh karena itu, ia meyakini hal tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk memperkuat komitmen kerangka keadilan gender dan disabilitas.
"Ini untuk melihat dan memastikan bahwa setiap kelompok masyarakat dunia yang selama ini tidak berkontribusi dalam masukan juga melihat upaya bicara soal transformasi ekonomi dan digital, bahwa masih ada gap yang muncul di lapangan," tandasnya.
Dia menambahkan, "Kami juga memiliki isu prioritas, yaitu bagaimana ekonomi ini juga didorong secara inklusi, tidak hanya makro tetapi juga melihat kelompok-kelompok yang selama ini termarjinalkan."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: