Banyak orang salah kaprah mengenai budaya bermedia digital. Mereka menganggap budaya itu sesuatu yang tua, seperti peninggalkan sejarah dan adat istiadat. Padahal budaya juga mencakup suatu kebiasaan.
Budaya bermedia digital merupakan kebiasaan-kebiasaan yang harus dimiliki seseorang ketika menggunakan media digital. Di sisi lain, dunia digital tidak memiliki batas ruang dan waktu, sehingga budaya Indonesia dan luar negeri bisa campur aduk. Sekarang ini nilai-nilai budaya Indonesia dinilai luntur karena mengaburnya wawasan kebangsaan dan menipisnya kesopanan serta kesatunan.
Baca Juga: Tak Hanya Cuan, Ada Banyak Profesi Baru di Ruang Digital
"Kita bisa menggabungkan budaya, dari budaya masuk, tapi kita juga mempertahankan budaya sendiri. Budaya luar misalnya kita ambil kerja keras, produktivitas, mindset (pola pikir), tapi budaya negatifnya jangan diambil, seperti sex bebas, cuek," kata Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, UMKM Investor, Andry Hamida saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, Senin (11/7/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima.
Digitalisasi budaya merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya guna kebudayaan Indonesia. Budaya yang dimaksud tentu bukan hanya nilai-nilai baik bangsa Indonesia, tapi juga peninggalan sejarah, adat istiadat, kerajinan, seni budaya, hingga kuliner.
Baca Juga: Netizen Harus Memahami Keamanan Digital
Sekarang ini budaya Indonesia seakan menghilang. Media digital menjadi panggung budaya asing. Korea Selatan misalnya, beberapa budaya mereka sudah masuk ke Tanah Air. Menurut Andry, masyarakat harus menanamkan rasa bangga menjadi bangsa yang besar.
"Kita harus mulai percaya diri, bangga dengan bangsa sendiri. Jangan hanya melihat budaya luar, tapi mempromosikan keindahan alam, keragaman dan keunikan budaya Indonesia melalui media digital," ujarnya.
Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Baca Juga: Makin Cakap Digital, Sigap Atasi Phising
Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Baca Juga: Selalu Berhati-hati Berkomentar di Internet, Jaga Reputasi di Dunia Digital
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, UMKM Investor, Andry Hamida. Kemudian Kesekretariatan Relawan TIK Jawa Timur, Kabid SDM dan Litbang Relawan TIK Sidoarjo, Owner Omah Hidroponik (www.hidroponiksurabaya.com), Agus Gunawan, S.Kom, serta Digital Marketing Expert, Fianda Julyantoro.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Literasi Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: