Dari Timor Leste hingga Myanmar, ASEAN Sampaikan Poin-poin Penting Ini
Kredit Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Myanmar telah didesak untuk tidak melanjutkan tindakan eksekusi terhadap para tahanan di negara tersebut, kata Kamboja. Hal itu disampaikan setelah junta Myanmar mengeksekusi empat aktivis demokrasi negara tersebut.
“(ASEAN) kecewa dan terganggu dengan eksekusi para aktivis oposisi ini, meskipun ada seruan dari saya dan yang lain agar hukuman mati dipertimbangkan kembali demi dialog politik, perdamaian, serta rekonsiliasi,” kata Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam pidatonya saat membuka ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-55, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga: Sergei Lavrov Godok Agenda buat Temui Pemimpin Militer dalam Kunjungan ke Myanmar
Hun Sen berharap tidak ada lagi eksekusi terhadap para aktivis atau tokoh oposisi yang saat ini ditahan oleh junta Myanmar. Kamboja tahun ini telah melarang partisipasi menlu junta Myanmar dalam pertemuan tersebut. Alasannya, tidak ada kemajuan signifikan dalam pelaksanaan lima poin konsensus oleh Myanmar.
Sementara itu, menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi, isu lain yang dibahas dalam AMM mulai dari kesehatan hingga status Timor Leste.
Retno mendesak penggunaan maksimal pada mekanisme ASEAN yang ada saat ini, termasuk mempercepat operasionalisasi dan menjamin ketersediaan dana untuk ASEAN Centre for Public Health Emergency and Emerging Diseases (ACPHEED). Alasannya, program ini memiliki pilar pencegahan, deteksi, dan respons.
"Tantangan kesehatan tetap akan ada ke depan, oleh karena itu memastikan kesiapan ASEAN untuk mengatasi tantangan kesehatan saat ini dan di masa mendatang sangat penting artinya,” kata Retno dalam keterangan pers, Rabu.
Indonesia juga mendorong ASEAN untuk juga mengamati ketahanan pangan di kawasan. Indonesia telah menyampaikan catatan konsep mengenai pentingnya memperkuat ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve Agreement (APTEER) yang melibatkan ASEAN dengan China, Jepang, serta Korea Selatan.
Konsep tersebut mengusulkan peningkatan jumlah pasokan beras dari negara ASEAN Plus Three serta penambahan jenis komoditas pangan dalam APTERR.
Dukungan juga disampaikan Indonesia terhadap Timor Leste untuk masuk ASEAN. Ini bahkan menjadi salah satu prioritas Indonesia saat mendapat giliran menjadi ketua ASEAN pada 2023. Timor Leste sejak 2011 berupaya untuk untuk bergabung menjadi keluarga ASEAN.
"Indonesia berharap, agar proses keanggotaan Timor Leste ke ASEAN dapat berjalan lebih cepat," kata Retno.
Dalam pertemuan AMM kali ini, enam negara menandatangani aksesi Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Enam negara itu adalah Denmark, Yunani, Belanda, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab. Sejumlahnegara lain telah mengajukan permintaan untuk melakukan aksesi terhadap TAC.
Rencana Lavrov
Dalam perkembangan lain, Menlu Rusia Sergei Lavrov berkunjung ke Myanmar pada Rabu. Ini menandai salah satu kunjungan paling penting sejak militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.
Kantor berita TASS yang mengutip juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, mengatakan, Lavrov dijadwalkan bertemu pemimpin junta Min Aung Hlaing dan menlu junta, Wunna Maung Lwin.
"Pembicaraan itu akan membahas kerja sama perdagangan dan ekonomi, serta hubungan pertahanan, keamanan, dan kemanusiaan," kata Zakharova.
Junta Myanmar telah menghadapi isolasi dan sanksi dari banyak negara Barat sejak menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021. Namun, Rusia dan Myanmar tetap menjalin hubungan baik.
Pakar hak asasi manusia PBB, Thomas Andrew, mengatakan, Rusia memasok persenjataan ke junta Myanmar seperti drone, dua jenis jet tempur, dan dua jenis kendaraan lapis baja, termasuk satu dengan sistem pertahanan udara.
Sebelumnya Militer Myanmar diduga menggunakan pesawat Yak-130 buatan Rusia dengan kemampuan serangan darat terhadap warga sipil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto