Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Heboh Isu Ijazah Palsu Jokowi, KSP Angkat Bicara

        Heboh Isu Ijazah Palsu Jokowi, KSP Angkat Bicara Kredit Foto: KSP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kantor Staf Presiden (KSP) menyerukan kepada publik untuk tidak mudah terhasut pada isu-isu yang belum terkonfirmasi kebenarannya dan mulai berfokus pada isu kenegaraan yang lebih besar pengaruhnya bagi masyarakat.

        Hal ini diserukan oleh KSP dalam menanggapi berkembangnya isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sosial media dalam sepekan terakhir.

        Baca Juga: Jelang Puncak KTT G20, KSP Ajak Pemda Gencarkan Demam G20

        "Indonesia telah menorehkan prestasi karena menjadi salah satu negara di dunia yang tangguh menangani pandemi Covid-19. Sayangnya, prestasi membanggakan yang harusnya dielu-elukan ini malah tidak terlihat karena berkembangnya tuduhan ijazah palsu Presiden," kata Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko, Jumat (14/10/2022).

        Pria yang akrab disapa Joko ini juga menegaskan bahwa publik tidak perlu fokus untuk mencari tahu motif dan pelaku di balik tuduhan ijazah palsu Presiden Jokowi. Sebaliknya, ia menyerukan agar semua pihak mengerahkan pikiran dan tenaga menghadapi ketidakpastian global ke depan.

        "Tuduhan ijazah palsu ini tidak lebih dari kegaduhan membabi buta. Narasinya miskin empati terhadap situasi krisis global yang saat ini sedang dihadapi," imbuhnya.

        Lebih lanjut, Joko menjelaskan bahwa Indonesia memiliki prestasi membanggakan yang patut diapresiasi dan mendapatkan perhatian dari publik, misalnya terkait capaian ekonomi Indonesia yang tetap tangguh bahkan di tengah goncangan pandemi Covid-19.

        Perlu diketahui, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5% selama tiga triwulan berturut-turut, termasuk di Q2-2022. Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai target 5,2% di 2022, dan pada 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan 5,3%.

        Tidak hanya itu, dunia juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20 yang konsisten mengampanyekan perdamaian, kesetaraan, serta ketahanan menghadapi krisis ekonomi, pangan, dan energi.

        "Namun, sama seperti banyak negara lain di dunia, Indonesia juga tengah bersiap menghadapi krisis global. Mari pikirkan bagaimana caranya agar bangsa Indonesia tetap sejahtera, kebutuhan keluarga tetap terpenuhi, dan bahan pangan tetap terjangkau. Kita harus mencurahkan energi dan pikiran untuk hal-hal yang produktif demi maslahat masyarakat banyak," pungkas Joko.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: