Mendorong terciptanya komitmen untuk meningkatkan porsi energi terbarukan hingga minimal 23% pada tahun 2025 serta mengurangi 198 juta ton emisi pada tahun yang sama, Indonesia melakukan kerja sama dengan negara-negara Nordik (Denmark, Finlandia, Swedia, Norwegia dan Islandia) yang sudah terbukti berhasil dalam pengembangan energi bersih.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan potensial bagi Indonesia untuk mempercepat transisi energi dan target net zero emission.
"Transisi energi telah menjadi salah satu fokus utama global agenda perubahan iklim. Karenanya, selama Presidensi G20 tahun ini, Indonesia menghadirkan transisi energi sebagai salah satu dari tiga inti diskusi," ujar Rida dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (12/12/2022).
Baca Juga: Lampaui Target, Kementerian ESDM Sambung Listrik 304 Rumah Tangga di Papua Tengah
Rida mengatakan, di tengah peristiwa perang, Rusia dan Ukraina yang menyebabkan krisis multidimensi, kelompok kerja Transisi Energi G20 menghasilkan konsensus tentang Bali Compact untuk memastikan transisi energi yang mulus dan efektif untuk anggota negara-negara G20.
"Salah satu prinsip dari Bali Compact adalah menyoroti pentingnya kemitraan internasional untuk mendukung ekonomi berkembang dalam meningkatkan investasi menuju sistem energi emisi rendah atau net-zero," ujarnya.
Menurutnya, dalam empat dekade mendatang, Indonesia akan menghasilkan lebih dari 580 GW listrik dari matahari, air, panas bumi, dan hidrogen.
Meskipun energi fosil, seperti minyak dan gas akan mendukung transisi ke sistem energi yang lebih bersih, Pemerintah Indonesia telah menetapkan strategi untuk mengurangi penggunaan energi fosil, dengan mengubah fosil menjadi energi terbarukan seperti pemberhentian pengoperasian secara bertahap pembangkit listrik berbasis batu bara.
"Kami membutuhkan investasi dan lompatan besar untuk mendukung transisi energi bersih senilai US$25-30 miliar dalam memenuhi target jangka menengah di 2030," ungkapnya.
Lanjutnya, Indonesia dan negara-negara Nordik telah menjalin kerja sama yang baik di sektor energi selama ini, baik secara Government to Government maupun Business to Business. Di tingkat pemerintah, Indonesia memiliki Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Finlandia terkait energi berkelanjutan, bersih, terbarukan serta efisiensi energi.
Bersama Denmark terkait pengembangan EBT serta konservasi energi, Norwegia di sektor energi, Swedia tentang energi terbarukan dan konsultasi energi dengan Norwegia.
"Kita punya Program Kemitraan Energi Indonesia-Denmark (INDODEPP), dan kami juga memiliki program pengembangan kapasitas dan inisiatif potensial panas bumi dengan Islandia," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: