Prediksi Jumlah Stok Beras Nasional Habis Tahun Baru, Kementan: 16 Juta Ton hingga April 2023
Kementrian Pertanian memprediksi bahwa stok beras nasional per Januari hingga April ada sebanyak 16 juta ton beras. Angka tersebut dihitung dari total luasan panen sebesar 5 juta hektare.
Kepala Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian, Husnain menuturkan, angka 16 juta ton baru prediksi awal. Memasuki bulan Januari dan Februari, prediksi tersebut baru akan disesuaikan.
Baca Juga: Usul Kementan dan Kemendes jadi Satu, Cak Imin: Ya Karena Tugas Keduanya Hampir Sama..
"Ini baru prediksi. Jadi untuk luasan panen itu sekitar 5 juta hektare, ini belum sampai akhir bulan. Baru sampai April, sekitar 16 juta ton beras," papar Husnain dalam konferensi persnya yang diikuti secara virtual, Jum'at (30/12/22).
Dia mengaku akan mengoreksi data tersebut pada bulan Januari dan Februari. Pasalnya, pertanian memiliki fase-fase tanam di mana stok hitungan dipastikan menurun.
"Januari-Februari itu akan terkoreksi, karena ada fase tanam, ada vegetatif satu, vegetatif dua, generatif satu, dan generatif dua. Sampai nanti perhitungan generatif dua itu baru (angka) final itu panen. Jadi nilai itu yang akan kita pakai," jelasnya.
Selain itu, Husnain juga menegaskan bahwa Kementan memiliki tanggung jawab yang besar dalam memenuhi kebutuhan perut 270 juta penduduk Indonesia. Oleh sebab itu, pihaknya membutuhkan data real time untuk memprediksi stok beras di masa yang akan datang.
Baca Juga: Isu Didepak Jokowi Gegara Anies Baswedan, Elite NasDem Nyatakan Siap Balik Melawan: Kita Sudah Tahu!
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produktivitas beras. Mulai dari ekstensifikasi hingga intensifikasi.
Dengan begitu, dia meyakini bahwa masa panen itu benar adanya. Husnain juga menjawab berbagai pertanyaan terkait bukti fisik beras yang dinilai tidak sesuai dengan data yang ada.
Baca Juga: Isu Sandiaga Uno Mau Tinggalkan Prabowo Disambut Meriah, Elite PPP: Kami Gak Ada Niatan...
"Kemudian produksi itu kalau ditanyakan, ada di mana? Jadi di petani, di rumah tangga petani, kemudian di industri-industri besar mungkin, kemudian juga di Bulog," jelasnya.
Dia menegaskan, stok beras bisa terlihat jika mengacu pada data yang berdasar pada nilai saintifik yang bisa dipertanggungjawabkan. Lebih lanjut, dia berharap seluruh stakeholder bisa turut berkoordinasi dalam menyusun kebijakan untuk menghasilkan data yang akurat.
Baca Juga: Bau Istana dalam Isu Kepergian Sandiaga, Skenario Rezim Jokowi Terbaca: Jadi Duet Ganjar Pranowo...
"Memang kebijakan-kebijakan di Kementerian Pertanian dan juga yang terkait dengan itu, kami tentu berharap kita bisa bersama-sama berkoordinasi, berbagai lembaga untuk sama-sama mendapatkan data yang akurat dan saling mengoreksi satu sama lain," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: