Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demokrat Sebut Jalan Berbayar Digagas Anies, Para Saksi Gak Terima: Kok Anies? Ahok Dong!

        Demokrat Sebut Jalan Berbayar Digagas Anies, Para Saksi Gak Terima: Kok Anies? Ahok Dong! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk menerapkan sistem jalan berbayar alias electronic road pricing (ERP) di sejumlah ruas jalan Ibu Kota yang sangat padat.

        Rencananya tarif yang akan dikenakan untuk jalan berbayar ini mulai dari Rp5.000 hingga Rp19.000. Usulan tersebut diungkapkan oleh Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elektronik Dishub DKI Jakarta, Zulkifli.

        Baca Juga: Mantab Jiwa! Habis Dapat Nama Yohanes, Anies Akan Dapat Gelar dari Pemangku Adat....

        Rencana ini juga tertuang dalam draf Rancangan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Pengendalian Lalu Lintas Secara Elektronik. Rancangan Perda ini sudah dikeluarkan sejak Gubernur DKI Jakarta masih dijabat oleh Anies Baswedan.

        Dalam rancangan beleid tersebut dijelaskan akan ada tarif layanan pengendalian lalu lintas secara elektronik. Tarif itu dibayar oleh pengguna jalan ketika melintasi kawasan pengendalian lalu lintas secara elektronik.

        Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Penerusnya Jokowi, Jasa Anies Diungkap Habis: Dia Ikut Lunasi Janji Kemerdekaan

        Atas rencana kebijakan langsung menuai pro kontra ditengah masyarakat. Merespons ramainya gaduh kebijakan sistem ERP di sejumlah ruas jalan di Jakarta, politisi Demokrat, Ardi Wirdamulia ikut angkat bicara.

        Melalui cuitannya, Ardi meminta agar publik berpikir lebih adil soal kebijakan ini. Ia menerangkan jika rencana tersebut sepenuhnya urusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan bukan Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

        "Berita ini banyak dikomentari negatif terhadap jeng Sri. Yuk berpikir adil. Ini urusan pemprov DKI," kata @awemany seperti dikutip Suara.com pada Selasa (10/1/2023). 

        Ardi juga menyebut jika kebijakan tersebut sudah digagas oleh pemimpin DKI Jakarta sebelumnya, yakni Anies Baswedan.

        Baca Juga: Penolakan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Bukan Soal ‘Beda Aliran’ dengan PDIP, Tapi Untuk Menyelamatkan Demokrasi

        "Digagas sejak zaman Anies," ungkapnya.

        Cuitan ini pun sontak saja menjadi perhatian dari netizen. Dalam komentarnya, netizen mengungkapkan jika kebijakan tersebut bukan digagas oleh Anies Baswedan, tapi gubernur-gubernur terdahulu.

        "Program ini sudah digagas lama, sebelum Pak Anies malah. Tapi nggak berhasil dijalankan. Mungkin orang-orang kayak pemilik mobil keberatan. Juga produsen/ATPM mobil. Saya setuju ini dijalankan, sekalian memaksimalkan transportasi umum, mengurangi kemacetan. Bonusnya mengurangi polisi udara," kata netizen.

        Baca Juga: Tak Goyah Didesak Usung Puan atau Ganjar, Jokowi Puji Megawati: Dia Tenang, Tak Seperti yang Lain...

        "Dari zaman Ahok seingat saya," imbuh netizen lain.

        "'Proyek ERP di DKI dari Era Jokowi, Ahok, hingga Anies' Kok sejak era Anies?" komentar netizen lainnya lagi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: