Mulia Banget Desak Israel Pakai Hati, China: Masalah Palestina Itu Soal Urgen
Menteri luar negeri China yang baru, Qin Gang, telah menyelesaikan perjalanan luar negeri pertamanya dengan menyerukan Israel untuk menghindari provokasi lebih lanjut yang dapat meningkatkan ketegangan dengan Palestina.
"Israel harus menghentikan semua hasutan dan provokasi dan menghindari tindakan sepihak yang dapat memperburuk situasi," kata Qin pada konferensi pers hari Minggu (15/1/2023) di Kairo, seperti dilansir RT.
Baca Juga: Gak Ada Adab, Orang-orang Ekstremis Israel Ramai Geruduk Masjid Al-Aqsa
Pidatonya itu ia sampaikan saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada akhir pertemuan lima- tur negara Afrika. Dia menambahkan bahwa “China sangat khawatir” tentang memburuknya hubungan Israel-Palestina.
Qin membuat komentarnya pada saat pemerintah Israel yang baru terpilih sedang menghukum wilayah pendudukan karena meminta keputusan hukum dari Mahkamah Internasional PBB atas penderitaan mereka.
Awal bulan ini, pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan melarang pengibaran bendera Palestina di depan umum, mencabut izin perjalanan menteri luar negeri Palestina dan mengumumkan bahwa mereka akan menahan dana yang biasanya akan ditransfer ke Otoritas Palestina.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir juga memicu kemarahan dengan mengunjungi Temple Mount di Yerusalem.
Qin, yang dipromosikan bulan lalu dari perannya sebagai duta besar Beijing untuk AS, menyerukan "mempertahankan status quo" di Temple Mount, yang meliputi Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga umat Islam.
China telah menganjurkan solusi dua negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina yang merdeka.
“Masyarakat internasional harus meningkatkan rasa urgensinya, menempatkan masalah Palestina di atas agenda internasional, dan mendorong dimulainya kembali pembicaraan damai antara Israel dan Palestina,” kata Qin.
Baca Juga: Susah-susah Ngutangin China Ternyata Mau Ampuni Utang Benin Gara-gara...
Utusan China juga mengadakan pertemuan hari Minggu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit.
Qin mengatakan para pemimpin di kawasan itu telah setuju untuk bekerja dengan para pejabat China untuk mengimplementasikan Deklarasi Riyadh, yang dikeluarkan pada akhir KTT Arab-China bulan lalu di Arab Saudi.
Deklarasi tersebut “menegaskan tatanan internasional multilateral” dan menolak “politisasi masalah hak asasi manusia dan penggunaannya sebagai alat untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain,” tambahnya.
Selama beberapa dekade, FM Tiongkok secara tradisional melakukan tur ke Afrika tidak lama setelah diangkat. Beijing telah melakukan proyek infrastruktur besar-besaran di seluruh benua, menghasilkan pinjaman 160 miliar dolar AS ke negara-negara Afrika. Perdagangan antara China dan Afrika mencapai sekitar 260 miliar dolar AS tahun lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: