Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Xi Jinping: Proposal China Tentang Ukraina Cerminkan Kesatuan Pandangan Global

        Xi Jinping: Proposal China Tentang Ukraina Cerminkan Kesatuan Pandangan Global Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Sergey Bobylev
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Presiden China Xi Jinping pada Senin (20/3/2023) mengatakan bahwa proposal Beijing mengenai bagaimana menyelesaikan krisis Ukraina mencerminkan pandangan global dan berusaha menetralisir konsekuensi-konsekuensi yang ada, namun mengakui bahwa solusi-solusi tersebut tidak mudah.

        Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada awal kunjungannya ke Moskow Xi juga menyerukan "pragmatisme" pada Ukraina.

        Baca Juga: Zelensky Ngobrol Bareng Xi Jinping, Amerika Kasih Restu Tanpa Diminta Ukraina

        Proposal China, sebuah makalah berisi 12 poin yang dirilis bulan lalu, mewakili "sebanyak mungkin persatuan pandangan masyarakat dunia," tulis Xi dalam sebuah artikel di Rossiiskaya Gazeta, sebuah harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia, menurut terjemahan Reuters dari bahasa Rusia.

        "Dokumen ini berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralisir konsekuensi dari krisis dan mempromosikan penyelesaian politik. Masalah yang kompleks tidak memiliki solusi yang sederhana," lanjutnya.

        Xi telah berusaha untuk menampilkan China sebagai pembuat perdamaian global dan memproyeksikannya sebagai kekuatan besar yang bertanggung jawab.

        China secara terbuka tetap netral dalam konflik Ukraina, sementara mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia dan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Moskow.

        Sebuah resolusi damai untuk situasi di Ukraina, tulis Xi, juga akan memastikan stabilitas produksi global dan rantai suplai.

        Ia menyerukan sebuah "cara rasional" untuk keluar dari krisis, yang akan "ditemukan jika semua orang dipandu oleh konsep keamanan bersama, komprehensif, bersama dan berkelanjutan, dan melanjutkan dialog dan konsultasi dengan cara yang setara, bijaksana dan pragmatis."

        Xi mengatakan bahwa perjalanannya ke Rusia bertujuan untuk memperkuat persahabatan antara kedua negara, "kemitraan yang mencakup semua dan interaksi strategis," di dunia yang terancam oleh "tindakan hegemoni, despotisme, dan penindasan."

        "Tidak ada model pemerintahan universal dan tidak ada tatanan dunia di mana kata yang menentukan adalah milik satu negara," tulis Xi.

        "Solidaritas dan perdamaian global tanpa perpecahan dan pergolakan adalah kepentingan bersama seluruh umat manusia," lanjutnya.

        Amerika Serikat dan NATO baru-baru ini menuduh China mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Rusia dan memperingatkan Beijing agar tidak melakukan hal tersebut. China telah menepis tuduhan tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: