Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Targetkan 4.500 SDM Industri Berkualitas, BDI Yogyakarta Siapkan Diklat Berkualitas

        Targetkan 4.500 SDM Industri Berkualitas, BDI Yogyakarta Siapkan Diklat Berkualitas Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Yogyakarta -

        Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) industri terus ditingkatkan. Dalam hal ini, Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta mencetak SDM yang kompeten di bidang plastik, alas kaki, furnitur, produk tekstil, dan alat kesehatan.

        BDI Yogyakarta menargetkan pada tahun 2023 dapat mencetak SDM industri sebanyak 4.500 orang. Saat ini sampai, pada bulan Juni 2023 dapat mencetak SDM industri sebanyak 3.000 SDM. Diketahui, tahun 2019 BDI dapat mencetak SDM industri sebanyak 7.345; tahun 2020 sebanyak 3.076; tahun 2021 sebanyak 10.252; dan tahun 2022 sebanyak 5.500.

        Baca Juga: Regenerasi SDM Jadi Kendala, Batik Giriliyo Buka Pelatihan untuk Generasi Muda Belajar Membatik

        Subkoordinator Pengembangan dan Kerjasama BDI Yogyakarta, Fajar Hamid, mengatakan, dalam meningkatkan dan memenuhi kebutuhan industri, BDI Yogyakarta melakukan diklat yang meliputi pelatihan kurikulum dan modul pelatihan berdasarkan SKKNI; melakukan uji kompetensi oleh lembaga sertifikasi profesi sesuai Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

        "Nantinya alumni diklat BDI Yogyakarta akan bekerja di industri sesuai bidang keterampilan saat mengikuti pelatihan," kata dia saat ditemui di Kantor BDI Yogyakarta, Jumat (23/6/2023).

        Dia menjelaskan, diklat dilakukan berdasarkan permintaan industri. Sebagai fasilitator, BDI Yogyakarta akan melakukan survei dan pemeriksaan kepada industri atau perusahaan tersebut. "Kita lihat dulu kebutuhannya, perusahaanya dan ada syarat-syarat yang harus disepakati. Jangan sampai mereka sudah mengikuti pelatihan dan baru bekerja beberapa bulan perusahaanya tutup," ucapnya.

        Para perserta diklat, kata Fajar, kebanyakan warga atau yang berdomisili sekitar industri. Hal ini menjadi salah satu ketentuan karena dapat akan mengurangi cost pekerja dan dapat konsisten untuk bekerja. Selain itu, perserta diklat minimal memiliki ijazah sekolah dasar (SD) dan berusia 18 tahun.

        "Nantinya para peserta diklat sebelumnya harus menandatangi formulir yang menyatakan siap untuk bekerja. Kalau tidak siap bekerja, tidak bisa ikut diklat ini," ujarnya.

        Dia menegaskan, para peserta diklat akan diserap 100% oleh industri. Karenanya, BDI terus meningkatkan kualitas dengan melakukan evaluasi kurikulum di setiap tahunnya.

        Punya Skill dan Mudah Bekerja

        Attala, 18 tahun siswi yang baru lulus dari SMK di Yogyakarta jurusan akutansi, sedang serius mengikuti diklat hari terakhir di BDI Yogyakarta. Saat ditemui Warta Ekonomi, dia mengaku ingin cepat bekerja dan dapat diterima kerja karenanya dirinya takut jika harus menganggur terlalu lama.

        "Harapannya ingin kerja, bisa diterima kerja, mudah-mudahan diterima kerja," harapnya.

        Attala mengaku akan ditempatkan di pabrik alas kaki di daerah Temanggung. Sebelumnya, dirinya mengatahui pelatihan ini dari Whatsapp group sekolahnya. "Infonya dari Whatsapp group guru, saya cepat-cepatan daftar," ujarnya.

        Baca Juga: Gelar Raker Kemenperin 2023, Menperin: Kinerja Manufaktur Ekspansif, tapi Cenderung Melambat

        Pemerintah Targetkan Penambahan BDI di Tiga Wilayah

        Kepala Biro Humas Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kris Sasono, mengatakan bahwa saat ini terdapat tujuh BDI di Indonesia, yaitu di Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Makassar, Medan, Surabaya, dan Padang. Dalam hal ini, pemerintah berencana menempatkan BDI di setiap provinsi yang wilayahnya besar bahkan ke balai desa.

        "Ini semua aspeknya lagi dikerjakan. Kita akan lihat berapa sebarannya dan kebutuhannya," ujarnya.

        Dia menegaskan, tahun ini pemerintah belum berencana untuk melakukan penambahan BDI. Namun, ke depan tiga daerah yang direncakan ialah IKN, Papua, dan Batam. "Tahun ini belum ada penambahan. Namun, ke depan ada tiga wilayah: IKN, Batam, dan Papua," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: