Bagaimana AWS Dorong Keberlanjutan terhadap Data untuk Sektor Keuangan?
Perusahaan teknologi penyedia komputasi awan (cloud), Amazon Web Service (AWS) terus mendorong keberlanjutan (sustainability) terhadap data, kecerdasan artifisial (AI), dan hal yang berkaitan untuk sektor keuangan. Bagaimana tanggapan AWS?
Menurut Head of Energy and Sustainability Policy Asia Pasifik dan Jepang AWS, Ken Haig, cloud memampukan berbagai organisasi untuk menjawab tantangan-tantangan terkait pelaporan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) serta pemodelan risiko iklim, yang kemudian meningkatkan ketahanan dan stabilitas finansial di organisasi.
Untuk dapat menguantifikasi risiko-risiko transisi dan fisik yang terkait iklim, baik bisnis maupun pemerintah, dituntut untuk mengontraskan beragam skenario dalam jumlah besar dan membangun model-model risiko iklim yang teramat kompleks.
Baca Juga: Respons AWS terhadap Pendanaan Energi Terbarukan: Hampir Tiap Industri Punya Tantangan
“Dengan cloud, skalabilitas dan kegesitan yang dibutuhkan untuk mengelola risiko iklim dan mewujudkan inovasi mampu tercapai,” ujar Haig saat sesi media briefing secara daring bertajuk Mencari Keselarasan antara Pembangunan Ekonomi dan Keberlanjutan Menggunakan Teknologi Cloud bersama AWS pada Senin (31/7/2023).
Haig menambahkan, melalui dataset AWS Data Exchange dan ASDI yang tersedia untuk publik, AWS menyediakan dataset yang siap untuk dianalisis segera. Pelaku usaha dapat memanfaatkannya untuk mengidentifikasi risiko-risiko finansial serta investasi terkait iklim.
Tidak hanya itu, AWS juga bekerja sama dengan S&P dan Databricks untuk menciptakan dataset ESG yang inovatif untuk membantu para pelanggan mencapai target-targetnya seputar keberlanjutan.
“Dengan platform Databricks di AWS, S&P menggunakan AI untuk mengurai data ESG yang tidak terstruktur, mengevaluasi berbagai faktor, dan melakukan perbandingan dengan perusahaan-perusahaan lain sebagai tolok ukur,” tambah Haig.
Di samping itu, AWS juga bermitra dengan Four Twenty Seven, Inc. Perusahaan tersebut mendemokratisasi data soal iklim pada skala internasional dan membantu komunitas-komunitas untuk memahami seberapa terpapar mereka terhadap bahaya dan risiko iklim.
Haig menjelaskan bahwa Four Twenty Seven Inc memasangkan AWS Open Data Program dengan layanan-layanan inti komputasi dan penyimpanan dari AWS, sehingga mengembangkan solusi yang mengintegrasikan data iklim ke dalam layanan pengkajian risiko finansialnya.
Pendekatan tersebut membuat Four Twenty Seven Inc mampu untuk secara terus-menerus mengintegrasikan dataset terbaru dan mengembangkan metrik-metrik risiko iklim termutakhir, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
Menurut Haig lagi, ESG lebih dari sekadar tantangan dalam pembuatan kebijakan, bahkan tantangan dalam berinovasi, terlebih untuk sektor keuangan seperti teknologi finansial (fintech), dompet elektronik (e-wallet), bahkan perbankan digital.
“Bank-bank yang melaksanakan transformasi digital akan berada di posisi prima untuk mengeluarkan investasi awal yang suatu hari akan menjadi mesin pertumbuhan masa depan,” tutup Haig.
Baca Juga: Cara Amazon Web Service Dinginkan Pusat Data dengan Air: Kami Punya Tujuan Positif Air 2030
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti