Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ditopang Bisnis Kelapa Sawit, Dharma Satya Nusantara Bukukan Laba Rp842 Miliar pada 2023

        Ditopang Bisnis Kelapa Sawit, Dharma Satya Nusantara Bukukan Laba Rp842 Miliar pada 2023 Kredit Foto: Dok. DSNG.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), perusahaan yang bergerak di industri kelapa sawit dan kayu, berhasil membukukan laba sebesar Rp842 miliar pada tahun 2023. Pencapaian ini ditopang oleh penjualan Perseroan sebanyak Rp9,5 triliun. Dalam hal ini, segmen bisnis kelapa sawit sebagai kontributor utama dengan total pendapatan mencapai Rp8,4 triliun. 

        Namun, secara bottom line, laba Perseroan terkoreksi 30% sebanyak Rp365 miliar dibandingkan laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,2 triliun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban pokok penjualan akibat meningkatnya harga pupuk untuk segmen kelapa sawit dan menurunnya volume penjualan serta harga rata-rata penjualan segmen kayu. 

        Baca Juga: Permintaan Tepung Meningkat, Cerestar Indonesia Optimis Capai Pertumbuhan Penjualan pada 2024

        Oleh karena itu, Perseroan mencatatkan EBITDA sebesar Rp2,4 triliun pada tahun buku 2023. “Tahun 2023 beban pokok penjualan naik sekitar Rp455 miliar, atau meningkat 7% dibandingkan tahun 2022 yang disebabkan naiknya harga pupuk. Akibatnya, laba Perseroan terkoreksi cukup signifikan walaupun volume penjualan dan harga rata-rata penjualan CPO meningkat masing-masing 4% dan 1,9% YoY," kata Presiden Direktur DSNG Andrianto Oetomo dalam siaran pers, Kamis (29/2). 

        Untuk segmen produk kayu, kelesuan pasar internasional yang dirasakan sejak akhir tahun 2022 masih menjadi tantangan terbesar Perseroan di sepanjang tahun 2023. Permintaan yang menurun dari negara-negara tujuan ekspor Perseroan, seperti Amerika Serikat, Kanada, Eropa, dan Jepang, terus berlanjut sepanjang tahun 2023. Hal ini sejalan dengan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, yang telah berdampak negatif pada pasar properti. 

        Baca Juga: Cetak Rekor Baru, FIF Bukukan Laba Bersih Rp4,1 Triliun di Sepanjang 2023

        Alhasil, segmen produk kayu hanya berkontribusi 12% dari total pendapatan Perseroan yang nilainya mencapai Rp1,1 triliun. Angka ini turun 29% dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun. Volume penjualan produk panel dan flooring turut mengalami penurunan masing-masing sebesar 14% dan 34%. Kemudian, ASP produk panel turun 17,5% sedangkan ASP produk flooring masih meningkat 1,3% YoY. 

        “Dengan kondisi pasar produk kayu tahun lalu, Perseroan mendorong agar kinerja finansial produk kayu tetap positif di tengan situasi pasar yang menantang. DSNG berpeluang mangambil alih pasar yang ditinggalkan oleh pemain industri kayu yang sempat menghentikan produksinya pada tahun lalu," ungkap Andrianto. 

        Baca Juga: Targetkan Laba Bersih Tumbuh 20%, Ini Rencana HUMI

        Terlepas dari itu, jumlah aset DSNG masih mengalami peningkatan sebesar 5% senilai Rp16 triliun dari tahun sebelumnya sebesar. Kenaikan aset ini didorong oleh meningkatnya aset tetap, seperti telah selesainya pembangunan fasilitas Bio-CNG tahap kedua, serta 10 tangki penampung CPO tambahan dengan total kapasitas mencapai 29 ribu ton. 

        Di sisi lain, liabilitas meningkat 1,3% senilai Rp7 triliun dan ekuitas meningkat 9% senilai Rp9 triliun yang mengindikasikan pertumbuhan aset masih didorong oleh posisi keuangan Perseroan yang sehat.  

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: