Bank Indonesia (BI) menyampaikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat dan mendukung ketahanan eksternal meskipun neraca transaksi berjalan pada kuartal II tahun 2024 diprediksi akan rendah, didorong oleh peningkatan surplus dalam neraca perdagangan barang.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkap secara keseluruhan, NPI 2024 diprakirakan tetap baik dengan defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari PDB.
"Sementara itu, transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry dalam RDG BI, Rabu (21/8/2024).
Baca Juga: Aman, BI Pastikan Likuiditas Perbankan Terjaga, Ini Buktinya
Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.
Perry mengatakan, investasi portofolio pada triwulan II 2024 diprakirakan mencatat net inflows sebesar 4,3 miliar dolar AS dan berlanjut pada awal triwulan III 2024 (hingga 15 Juli 2024) yang mencatat net inflows sebesar 4,4 miliar dolar AS.
Sementara posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2024 mengalami kenaikan menjadi sebesar 140,2 miliar dolar AS.
"Setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: