Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Pangkas BI Rate 25 Basis Poin, Pengamat: Keputusan Berani dan Taktis

        BI Pangkas BI Rate 25 Basis Poin, Pengamat: Keputusan Berani dan Taktis Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75%.

        Mengomentari keputusan tersebut, Ekonom Senior Ryan Kiryanto mengatakan, hal ini merupakan sebuah keputusan yang “berani”, taktis dan antisipatif (preemptive) untuk menopang penguatan ekonomi di tengah indikasi melemahnya sendi-sendi perekonomian. Hal ini tercermin dari deflasi 4 bulan berturut-turut; angka PMI berada di bawah ambang batas normal yang 50, yakni di 48-49 pada Juli dan Agustus; indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen menurun; dan angka pengangguran terus mendaki setiap bulannya.

        Baca Juga: Tok! BI Akhirnya Turunkan BI Rate 25 bps jadi 6,00 Persen

        "Dikatakan 'berani dan taktis' karena keputusan ini dilakukan mendahului keputusan The Fed yang baru akan memutuskan apakah akan menurunkan atau menahan suku bunga Fed (FFR) pada pertemuan 20-21 September nanti," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/9/2024).

        Lebih lanjut katanya, ada peluang The Fed akan menurunkan FFR minimal 25 bps menjadi 5,00-5,25% atau maksimal 50 bps menjadi 4,75-5,00%. Dengan penurunan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6% yang dinilai tepat waktu dan tepat tujuan, diharapkan akan memberikan efek ke penyesuaian suku bunga perbankan yang pada gilirannya akan menaikkan permintaan kredit sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan ini.

        "Inilah yang disebut dengan tepat tujuan. Dikatakan tepat waktu, karena inflasi sudah mereda dan berada di koridor target BI disertai kurs rupiah yang dalam beberapa minggu terakhir sudah relatif stabil lagi," pungkasnya.

        Akhirnya, semoga “jamu manis” dari RDG BI ini betul-betul mampu tertransmisi secara efektif dalam penurunan suku bunga perbankan dan non-perbankan serta mendongkrak permintaan kredit atau pinjaman.

        Baca Juga: BI Rate dan Suku Bunga The Fed Dipangkas, Begini Dampaknya bagi Pasar Modal

        "Ke depan, jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5% dan kurs rupiah tetap stabil, maka masih ada ruang bagi BI untuk menahan lagi BI Rate dan/atau menurunkan BI Rate setidaknya 25 bps menjadi 5,75% untuk menjadi stimulus perekonomian dari jalur kebijakan moneter yang tetap pro-growth," tegas Associate Faculty LPPI tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: