Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bakal mendorong kemajuan lima sektor industri pada pemerintahan Prabowo Subianto periode 2025 – 2029 nanti.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut bahwa kelima sektor itu adalah industri sumber daya alam (SDA) unggulan, jasa industri, industri padat karya terampil, industri dasar, serta industri padat teknologi inovasi.
Baca Juga: PT BEKI Kenalkan xyznt.io, Dukung Blockchain dan NFT Jadi Masa Depan Industri Kreatif Indonesia
“Lima tahun ke depan kami akan mendorong industrialisasi terfokus. Kami memprioritaskan, karena kalau tidak selektif kita tidak bisa menghasilkan kebijakan yang terfokus. Jadi, ini agar bisa menghasilkan intervensi pemerintah yang lebih jelas targetnya,” kata Amalia dalam Seminar Nasional Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia di Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Adapun untuk industri SDA unggulan, sektor komoditas yang disasar yakni agro, tambang dan sumber daya laut.
Dari komoditas agro, Bappenas bakal menggenjot produk sawit dan kelapa. Menurut Amalia, ke depannya bukan hanya ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) saja, melainkan juga produk turunan sawit.
“Kami juga sudah menyusun masterplan tentang kelapa, karena produksi kelapa di Indonesia luar biasa,” jelasnya.
Baca Juga: GAPKI Berharap Tata Kelola Industri Sawit Bisa Lebih Sederhana di Pemerintahan Baru
Sementara untuk sektor pertambangan, pihaknya akan menaruh perluasan ke komoditas selain nikel. Misalnya bauksit, tembaga, dan timah. Sedangkan untuk sumber daya laut, pemerintah bakal mendorong hilirisasi rumput laut.
“Kita adalah produsen kedua terbesar setelah China, tapi yang kita ekspor rumput laut mentah, bukan olahan. Padahal rumput laut bisa menciptakan nilai tambah lebih tinggi,” ujar dia.
Lebih lanjut, untuk industri padat karya terampil, sektor yang menjadi perhatian yakni makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, serta alas kaki. Sedangkan untuk industri dasar, komoditas yang ditargetkan yakni kimia dan logam dasar.
“Kemudian untuk industri padat teknologi inovasi, Amalia menyebut sejumlah sektor, di antaranya kosmetik dan farmasi, semikonduktor, mesin dan peralatan, kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB), serta dirgantara,” ucap Amalia.
Menurut Amalia, sebagai negara kepulauan, Indonesia harus memiliki transportasi udara dalam negeri. Pihaknya juga ingin menciptakan rantai pasok lokal. Maka dari itu, pulau-pulau harus mnejadi wilayah ekonomi terintegrasi. Dengan demikian, Indonesia bisa mempunyai kekuatan ekonomi yang baik dan besar.
Baca Juga: Permintaan Tinggi, KAI Logistik Siap Penuhi Kebutuhan Logistik ke IKN
Seperti diketahui, hilirisasi dan industrialisasi menjadi salah satu misi Asta Cita Prabowo-Gibran, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar