Kepala Eksekutif Wipro Consumer Care, Neeraj Khatri, menyebut bahwa produsen barang konsumsi cepat saji (FMCG) terkemuka, seperti Hindustan Unilever Limited (HUL) dan Wipro menaikkan harga produk sabun hingga 7 – 8%.
Menurut Neeraj, langkah tersebut diambil lantaran mengimbangi lonjakan harga minyak kelapa sawit yang merupakan bahan baku utama pembuatan sabun. Harga minyak kelapa sawit tercatat mengalami kenaikan lebih dari 30% sejak awal tahun lalu.
Baca Juga: Ekspor Limbah Sawit dan Minyak Jelantah Diperketat, Industri Dalam Negeri Jadi Prioritas
Alhasil, kenaikan produk FMCG baik HUL dan Wipro merupakan respons terhadap tekanan harga bahan baku tersebut.
“Semua pelaku utama di industri ini telah menyesuaikan harga sekitar 7-8% untuk mengimbangi segala kenaikan tersebut. penyesuaian harga kami sejalan dengan tren pasar,” ucap Neeraj dikutip dari IndiaTimes, Jumat (10/1/2025).
Diketahui, Wipro yang mengantongi merek sabun seperti Chandrika dan Santoor, bergabung dengan pemimpin pasar HUL yang telah menaikkan harga produk sabun seperti Lux, Lifebuoy, Dove dan Pears. Diketahui, harga sabun Lux per pax isi lima, dari yang semula Rs145 menjadi Rs155. Sementara untuk Lifebuoy, dari yang semula Rs155 menjadi Rs165.
Selain menaikkan harga sabun, HUL turut menaikkan harga serta produk perawatan pribadi lainnya. Menurut Neeraj, kenaikan harga selektif ini dilakukan untuk pembersih kulit lantaran adanya inflasi pada minyak kelapa saiwt mentah.
Berdasarkan laporan, sejak September 2024 lalu, harga minyak kelapa sawit telah meningkat sebanyak 35 – 40%. Hal tersebut dipicu oleh kenaikan bea masuk dan harga global. Saat ini, minyak kelapa sawit yang sebagian besar diimpor dari Indonesia dan Malaysia harganya mencapai Rs1.370 per 10 kg.
Lebih lanjut, terkait kenaikan harga teh, Tata Consumer Products Ltd (TCPL) mengaku bahwa pihaknya akan menaikkan harga hingga 25 – 30%.
“Kami menaikkan harga secara bertahap untuk menjaga momentum volume dan menghindari guncangan permintaan,” ungkap CEO TCPL, Sunil D’Souza.
Lebih lanjut, menurut Direktur Eksekutif Nuvama Institutional Equities, Abneesh Roy, langkah HUL sebagai pemimpin pasar kemungkinan besar bakal diikuti oleh produsen FMCG lainnya. Dia pun menekankan bahwa kenaikan harga tersebut akan meluas secara bertahap pasalnya di sektor FMCG, umumnya semua mengikuti pemimpin pasar.
Baca Juga: Guru Besar IPB Dukung Prabowo Soal Kelapa Sawit: Mesin Besar untuk Menyerap Karbon
Naiknya harga ini membuat produsen FMCG berupaya untuk menjaga antara margin keuntungan dan daya beli konsumen di tengah tekanan inflasi bahan baku, khususnya minyak kelapa sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar