Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pasar Kripto Terlalu Optimistis, JP Morgan Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Stablecoin

        Pasar Kripto Terlalu Optimistis, JP Morgan Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Stablecoin Kredit Foto: Bloomberg/Scott Eells
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Raksasa Keuangan Global, JP Morgan memproyeksikan bahwa pertumbuhan stablecoin hanya akan mencapai US$500 miliar di 2028. Angka tersebut jauh lebih rendah dari berbagai proyeksi yang menyebutkan angka triliunan dolar.

        Dilansir dari Reuters, Jumat (4/7),  JP Morgan menyebut prediksi triliunan dolar sangat terlalu optimistis mengingat minimnya adopsi stablecoin secara arus utama, terutama untuk penggunaan di luar sektor kripto.

        Baca Juga: Upbit dan Naver Pay Dikabarkan Siap Dorong Inisiatif Stablecoin Berbasis Won Korea

        Stablecoin awalnya digunakan terutama untuk perdagangan aset digital. Kini, token ini mulai menarik minat dari perusahaan fintech dan perbankan yang ingin mempercepat sistem pembayaran dan penyelesaian transaksi.

        Namun, J.P. Morgan mencatat bahwa adopsi stablecoin dalam pembayaran masih terbatas, hanya mencakup sekitar 6% dari total permintaan atau senilai US$15 miliar.

        Saat ini, pasar stablecoin secara keseluruhan diperkirakan bernilai sekitar US$250 miliar, dengan sebagian besar penggunaannya masih terfokus pada perdagangan kripto, keuangan terdesentralisasi (DeFi), dan jaminan aset (collateral).

        "Gagasan bahwa stablecoin akan menggantikan uang tradisional untuk penggunaan sehari-hari masih sangat jauh dari kenyataan," tulis JP Morgan.

        Baca Juga: Hadapi Risiko Stabilitas, Uni Eropa Bakal Umumkan Aturan Baru Stablecoin

        Perusahaan juga menyoroti bahwa adopsi stablecoin di luar dunia kripto masih menghadapi berbagai hambatan, mulai dari terbatasnya kasus penggunaan, fragmentasi regulasi, hingga minimnya adopsi internasional. Banyak negara saat ini justru lebih fokus pada pengembangan mata uang digital bank sentral (CBDC) atau penguatan sistem pembayaran konvensional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: