Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Direktur Utama BP-AKR, Vanda Laura, memaparkan tiga alasan utama yang membuat perusahaannya belum menyerap produk bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina. Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10/2025).
“Ada tiga aspek yang kami tekankan dalam pembelian suplai BBM,” ujar Vanda di hadapan anggota dewan.
Pertama, dari sisi kepatuhan (compliance), BP-AKR membutuhkan dokumen tambahan berupa certificate of origin (COO). Dokumen tersebut penting untuk memastikan produk tidak berasal dari negara yang terkena embargo internasional.
Baca Juga: Presiden BP AKR: Tambah SPBU Tak Relevan Bila BBM Kosong
“Ini penting karena salah satu pemegang saham kami beroperasi di lebih dari 70 negara. Jadi kami perlu mengadopsi standar dan hukum internasional,” jelasnya.
Kedua, terkait spesifikasi produk. BP-AKR menilai belum ada konfirmasi yang jelas mengenai kandungan etanol dalam bahan bakar yang ditawarkan.
"Itu satu hal yang belum terkonfirmasi secara jelas. Itu (base fuel dari Pertamina) adalah mengenai kandungan etanol,” kata Vanda.
Pasalnya, dalam kesepakatan awal dengan Pertamina Patraniaga pada 19 September 2025 bahwa BBM yang diserap ialah base fuel atau bahan bakar murni tanpa campuran.
Baca Juga: Standar BBM Jadi Kendala, BP AKR Belum Putuskan Beli dari Pertamina
Ketiga, menyangkut aspek komersial. Vanda menekankan pentingnya prinsip keterbukaan atau open book dalam penentuan harga agar bisnis berjalan adil.
“Dalam aspek komersial, yang ditekankan adalah open book. Harga harus fair dan sesuai kesepakatan,” tegasnya.
Vanda menambahkan, keterbatasan pasokan BBM nonsubsidi sejak Juni 2025 membuat BP-AKR harus meninjau ulang rencana ekspansi. Perusahaan yang beroperasi di Indonesia sejak 2018 itu sebelumnya menargetkan pembangunan 250 SPBU hingga 2030.
“Kalau kepastian suplai tidak segera terwujud, tentu rencana investasi kami harus dievaluasi ulang,” ungkapnya.
Saat ini, sebagian besar SPBU BP-AKR sudah tidak lagi menjual bensin. Perusahaan berupaya menekan biaya operasional sambil menjaga agar karyawan tidak dirumahkan.
Baca Juga: Stok BBM SPBU Vivo Habis, Rencana Serap Pasokan Pertamina Batal
“Kami berharap solusi segera tercapai, karena tujuan utama kami tetap menghadirkan BBM berkualitas bagi masyarakat,” tutup Vanda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: