WE Online, Tangerang Selatan - Masyarakat meminta pemerintah mengatur pola operasional kendaraan berat di jalan tol setelah peristiwa robohnya jembatan penyeberangan orang di Tol Bumi Serpong Damai (BSD), Kota Tangerang Selatan, Banten akibat ditabrak truk pengangkut alat berat.
"Seharusnya sejak awal sudah bisa diperhitungkan ketinggian truk itu sehingga tidak menabrak jembatan," kata Arman (30), warga Bintaro di Tangerang Selatan, Senin (16/5/2016).
Arman yang pagi itu menggunakan sepeda motor dari arah Bintaro menuju Serpong melewati Jalan Raya Lengkong di kawasan Parigi mengatakan akibat keteledoran pengemudi truk itu membuat banyak kendaraan yang tidak bisa melewati tol yang menghubungkan Bintaro dengan Serpong itu.
"Saya biasanya hanya menempuh sekitar 25 menit lewat Lengkong Raya ini menuju Serpong, tapi hari ini bisa sampai 45 menit lebih," keluhnya.
Hal senada juga disampaikan Iwan (40) warga Villa Melati Mas Serpong yang terpaksa menggunakan jalur alternatif untuk menuju Jakarta yang biasanya ia tempuh lewat Tol Serpong-Bintaro.
"Sudah 45 menit dari rumah baru sampai daerah Parigi ini, belum sampai ke Jakartanya," keluhnya.
Pria yang bekerja di kawasan Lebak Bulus ini mengatakan biasanya ia hanya terhambat di kawasan Jalan Tol Lingkar Luar.
Baik Iwan maupun Arman memiliki pemahaman yang sama mengenai perlunya penegakan aturan yang lebih tegas mengenai operasional kendaraan berat di Jalan tol baik dari sisi kapasitas angkut maupun batas minimal kecepatan saat ada di dalam tol.
"Saya sering mengalami macet di JORR selain kepadatan kendaraan juga karena truk yang lambat di tol jadi semua tertahan," kata Iwan.
Sesuai dengan aturan mengenai batas kecepatan di jalan tol, kecepatan minimal kendaraan yang melintas adalah 60 km per jam sementara batas maksimal 80 km per jam.
"Tapi seringkali truk-truk kecepatannya dibawah itu, jadinya macet," katanya.
Iwan juga mengatakan perlu ada pembatasan jam operasional truk di jalan tol.
"Bagusnya sih operasionalnya dari jam 10 malam sampai jam 5 pagi," usulnya.
Dari pengamatan Antara, akibat robohnya jembatan penyeberangan orang di Jalan Tol Bintaro-Serpong maka jalan-jalan sekitar Bintaro dan Serpong dipadati kendaraan yang biasa melintas jalan tol tersebut.
Tak hanya jalan arteri, jalur-jalur alternatif baik yang melalui kawasan Ciputat, Parigi, Graha Raya dan Kampung Sawah padat oleh kendaraan baik yang mengarah ke Jakarta maupun Serpong.
Jalan Raya Serpong pun padat karena kendaraan yang semula menggunakan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta via Tol Serpong-Bintaro kemudian menggunakan akses Tol Alam Sutera yang menuru Tol Kebun Jeruk untuk menuju Jakarta.
Hingga Senin pukul 09.00 WIB kepadatan tersebut masih berlangsung. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement