- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pasar Modal Indonesia Perkuat Dukungan untuk Program Strategis Pemerintah
Pasar Modal Indonesia terus memainkan perannya dalam mendukung program strategis pemerintah, termasuk pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Mahendra menyoroti berbagai program yang dirancang untuk memperkuat pasar modal, salah satunya melalui peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat. "Kami fokus pada penguatan regulasi, efisiensi proses penawaran umum, serta pendalaman pasar dengan mendorong lebih banyak perusahaan berkapitalisasi besar untuk melantai di bursa," jelas Mahendra.
Program strategis lain mencakup pengembangan produk, infrastruktur, dan layanan baru di pasar modal. OJK juga mendorong pemanfaatan instrumen Efek Beragun Aset (EBA) untuk mendukung program pembangunan tiga juta rumah, serta memperluas produk pasar modal berbasis Environmental, Social, and Governance (ESG), termasuk pengembangan bursa karbon.
Baca Juga: Sri Mulyani Minta OJK Pastikan Saham yang Diperdagangkan Sehat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat pasar modal. Ia menyebut penyempurnaan regulasi melalui UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) sebagai langkah penting. "Kami akan terus mendukung inovasi dan pengaturan sektor keuangan yang lebih baik, namun tetap menjaga prinsip tata kelola yang bertanggung jawab," ujar Sri Mulyani.
Ia juga mengusulkan pendekatan edukasi baru untuk literasi pasar modal. "Anak-anak perlu mengenal pasar modal sejak dini. Bahkan, jual beli saham sebaiknya mulai diajarkan di tingkat sekolah dasar," tambahnya. Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 30 Desember 2024 turun 2,65% secara tahunan menjadi 7.079,91 poin, kapitalisasi pasar meningkat 5,74% menjadi Rp12,33 ribu triliun. Dana yang dihimpun melalui penawaran umum mencapai Rp259,24 triliun dengan 43 emiten baru.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Buka Perdagangan BEI 2025, IHSG Terpantau Terbang Pagi Ini
Di sektor reksa dana, nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp840,6 triliun, meningkat 1,44%. Securities Crowdfunding (SCF) berhasil menghimpun Rp1,35 triliun dari 708 pelaku UKM.
Perdagangan karbon juga mencatat capaian positif sejak diluncurkan pada September 2023, dengan volume transaksi 908 ribu ton CO2 ekuivalen dan nilai transaksi Rp50,64 miliar. Hingga kini, 100 perusahaan telah berpartisipasi, dengan total unit karbon tersedia mencapai 1,35 juta ton CO2 ekuivalen.
Jumlah investor di pasar modal menunjukkan tren positif dengan 14,8 juta Single Investor Identification (SID), tumbuh 22,21% secara tahunan. Mayoritas investor berusia di bawah 40 tahun, mencerminkan potensi besar generasi muda dalam ekosistem investasi. OJK berkomitmen untuk terus memantau dinamika global dan domestik guna menjaga stabilitas pasar modal. Mahendra menekankan pentingnya sinergi antara regulator, pelaku pasar, dan pemerintah untuk memperkuat ekosistem pasar modal dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Pasar modal harus menjadi katalis utama dalam mendorong inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan penciptaan kesejahteraan,” tutup Mahendra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement