Produsen mobil asal Perancis, Renault, mungkin akan berhenti menjual mesin diesel pada sebagian besar mobil yang dijual di Eropa.
Langkah tersebut merupakan reaksi terkait biaya untuk menjamin bahwa mesin diesel tersebut mematuhi peraturan emisi yang ketat, setelah mencuatnya skandal emisi diesel tahun lalu yang melibatkan produsen mobil Jerman Volkswagen. Namun langkah Renault tersebut belum resmi diumumkan ke publik dan hanya dilaporkan oleh kantor berita Reuters.
Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (8/9/2016), seorang eksekutif senior Renault Thierry Bollore mengatakan bahwa standar emisi dan metode pengujian yang lebih ketat akan membuat produksi mesin diesel menjadi tidak ekonomis, sehingga mebuat harga mobil kian mahal.
Pada pertemuan bos Renault di bulan Juli, ia mengatakan bahwa mesin diesel sudah dihapus dari mobil terkecil perusahaan, seperti Twingo, bahkan sebelum mencuatnya skandal Volkswagen.
Pada tahun 2020 mendatang, ketika standar emisi Uni Eropa yang semakin ketat diberlakukan, mobil Renault yang lebih besar seperti Clio dan Megane tidak mungkin lagi untuk memiliki varian mesin diesel. Lebih dari 60 persen dari 1,6 juta mobil Renault yang dijual di Eropa tahun lalu menggunakan mesin diesel.
Sementara itu CEO Volkswagen, Matthias Mueller, mengatakan pada Juni lalu bahwa perusahaannya kini bertanya-tanya apakah masih masuk akal untuk menginvestasikan banyak uang dalam mengembangkan diesel lebih lanjut.
Mulai tahun 2019, uji emisi akan dilakukan dalam kondisi mengemudi di dunia nyata, hal tersebut kian mempersulit perusahaan untuk memproduksi mesin diesel yang sesuai. Saat ini, Renault sedang diselidiki oleh otoritas Perancis setelah diduga mencurangi uji emisi yang merupakan dampak dari skandal Volkswagen terus berlanjut.
Selain Renault, Toyota Eropa juga berencana untuk tidak lagi menawarkan mobil dengan mesin diesel. Keputusan ini diambil karena dari waktu ke waktu perubahan standar emisi semakin ketat dan mempersulit untuk memproduksi mesin diesel yang sesuai.
Mencuatnya skandal kecurangan hasil uji emisi mesin diesel juga membuat penjualan mobil bermesin diesel semakin menurun. Walaupun mobil bermesin diesel sangat laris di Eropa, namun pihak Toyota Eropa tetap bersikeras untuk tidak lagi bermain di dalamnya.
Bahkan, kabarnya guna memenuhi standar emisi yang makin ketat, pabrikan mobil Eropa akan menggunakan lebih banyak aluminium di mobil. Saat ini penggunaan aluminium masih menjadi tren di kalangan produsen mewah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement