Warta Ekonomi, Makassar -
Salah seorang pedagang di pasar tradisional Kota Makassar, Ramlah (29), mengeluhkan kelangkaan pasokan cabai yang memicu kenaikan harga komoditas itu mencapai tiga kali lipat dari harga normal. Beberapa pekan terakhir ini, pihaknya kesulitan mendapatkan cabai. Bila pun ada, pihaknya harus membeli dengan harga yang tinggi.?
Ramlah menuturkan pasokan cabai beberapa waktu terakhir memang semakin sulit diperoleh karena petani banyak yang gagal panen. Itu tidak lepas lantaran hujan yang terus mengguyur wilayah penghasil cabai di Sulawesi Selatan (Sulsel), seperti Kabupaten Gowa, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto.
"Cabai yang masuk di sini biasanya dari daerah Malino (Gowa), Enrekang, Takalar dan Malakaji (Jeneponto). Belakangan ini karena cuaca buruk membuat pasokan menjadi semakin berkurang," tutur Ramlah yang sehari-hari menjual di Pasar Terong, Kota Makassar, (4/1/2017).
Harga cabai di Makassar normalnya berkisar Rp 30-45 ribu per kilogram. Namun, kini harganya semakin 'pedas' yakni menembus Rp 100 ribu per kilogram. "Itu pun kami beli (dari tengkulak) sekitar Rp 90 ribu per kilogram dengan jumlah yang terbatas karena pasokannya semakin sulit diperoleh," keluhnya.
Pedagang di Pasar Terong lainnya, Syarifah (50), mengatakan pihaknya menyiasati kelangkaan pasokan cabai dengan membeli cabai yang masih hijau. Harganya disebutnya lebih murah yakni berkisar Rp 50 ribu per kilogram. Cabai yang masih hijau itu dicampurnya dengan cabai merah yang kini harganya terus merangkak naik.?
Syarifah menyebut memasuki puncak musim hujan, kelangkaan pasokan cabai memang selalu menjadi masalah. Namun, baru tahun ini, lanjut dia, harga cabai menggila dengan menembus angka Rp 100 ribu per kilogram. "Selama 10 tahun menjual, yang paling mahal itu Rp 80 ribu per kilogram, tapi sekarang sudah sampai Rp 100 ribu per kilogram," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Advertisement