Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tergeser Online, Ini 10 Jenis Usaha Alternatif Pengusaha Retail

Tergeser Online, Ini 10 Jenis Usaha Alternatif  Pengusaha Retail Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pergeseran pilihan pelanggan menuju belanja online membuat pengusaha retail saat ini berada di tempat yang sulit. Kondisi tersebut mendorong Price Waterhouse Coopers (PwC) Indonesia membuat laporan Total Retail 2017 yang difokuskan pada jenis investasi yang diperlukan oleh pengusaha retail untuk berkembang pada tahun-tahun berikutnya.

?Ini merupakan tahun kesepuluh berturut-turut PwC menerbitkan sebuah studi dari pembeli online, dan yang keenam untuk studi global,? kata Retail & Consumer Leader PwC Indonesia, Ade Elimin di Jakarta, Rabu (5/4/2017). Pada survei Total Retail 2017 melibatkan hampir 25.000 pembeli online di 29 negara mengenai perilaku dan harapan belanja mereka.

?Jawaban mereka dapat membantu para pengusaha retail mengatasi kebingungan mereka mengenai di mana mereka sebaiknya berinvestasi, bukan hanya untuk bertahan tetapi juga tumbuh dan berkembang di tahun-tahun berikutnya,? tambahnya.

Ia mengungkapkan ada beberapa faktor yang menentukan keputusan investasi, yang berkisar dari barang dagangan apa yang perlu dijadikan stok dan untuk alasan apa sampai berapa toko yang harus dibuka di lokasi geografis yang diberikan. Para pengusaha retail memiliki kesempatan untuk melihat lebih dekat investasi mereka pada pengalaman pelanggan, staf, teknologi, dan real estate.

Bagi pengusaha retail perseorangan, pertaruhannya belum pernah setinggi ini. Pertama, persaingan tidak pernah seketat ini. Untuk bersaing dalam usaha retail sekarang ini, pendatang baru tidak memerlukan toko atau gudang dan bisa memiliki basis di daerah sekitar tempat tinggalnya atau di sisi belahan bumi yang lain.

Faktor kedua yang memaksa para pengusaha retail untuk membuat investasi lebih cerdas adalah yang sekarang dirujuk sebagai ?New Normal? secara global. Pertumbuhan PDB yang lemah di seluruh dunia serta permintaan pelanggan yang rendah akan terus memberikan tekanan signifikan pada para pengusaha retail untuk membuat tawaran yang berbeda.

Ketiga, usaha retail secara umum masih berjuang di seluruh dunia, terutama untuk bahan-bahan makanan, barang-barang rumah tangga dan segmen pakaian serta alas kaki.

?Tahun ini konsumen berkuasa dan mereka menikmati pilihan yang ada dan keterjangkauan biaya yang diberikan pasar global. Kekuasaan bergeser dari mereka yang membuat dan menjual produk kepada pelanggan yang membeli produk tersebut. Pengusaha retail dipaksa untuk menawarkan nilai dan kenyamanan secara terus-menerus kepada konsumen,? tegasnya.

Dalam laporan ini, pihaknya telah menentukan 10 jenis investasi berbeda yang dapat digunakan oleh para pengusaha retail untuk berinvestasi di masa depan:

1. Berinvestasi pada situs seluler, dan bukan aplikasi seluler. Menurut survei tahun ini, meskipun belanja di toko masih menjadi paling populer bagi pembeli harian dan mingguan, frekuensi belanja menggunakan ponsel telah mengambil alih belanja menggunakan tablet berdasarkan beberapa pengukuran dan memiliki jarak perbedaan yang mencolok dengan belanja melalui komputer pribadi.

2. Berinvestasi pada sumber daya manusia. Saat ini, relevansi didasarkan pada kecerdasan digital dan teknologi. Asosiasi penjual, staf perusahaan dan para pimpinan perlu meniru konsumen apabila pengusaha retail tidak memiliki pengalaman di bidang sosial dan digital, hal tersebut tidak relevan atau tidak menarik bagi pelanggan muda dan cerdas atau calon-calon karyawan.

3. Berinvestasi pada wawasan data yang besar, bukan hanya kumpulan data. Dalam kajian terhadap pengusaha retail oleh PwC/SAP, para pengusaha retail mengatakan bahwa menciptakan nilai dari data konsumen yang begitu banyak menjadi tantangan terbesar mereka. Bahkan, saat ini terdapat kesenjangan besar pada data yang dimiliki para pengusaha retail dan kemampuan mereka untuk mengambil wawasan dari data tersebut. Dari kunjungan toko pelanggan, inventaris toko dan gudang, sampai berapa lama pembelanja menghabiskan waktu di situs web mereka, para pengusaha retail ditahan oleh jurang yang memisahkan antara data yang dikumpulkan dan apa yang dilakukan dengan data tersebut.

4. Berinvestasi pada strategi Amazon.com. Amazon telah menetapkan beberapa standar retail baru melalui kekreatifannya dan inovasi beruntun yang tampaknya tidak pernah berakhir untuk membuat belanja dan hidup lebih mudah, nyaman, dan menyenangkan.

5. Berinvestasi pada ?cerita? dan bukan pengiklanan tradisional. Populasi global semakin tidak tertarik dengan pengiklanan tradisional. Mereka ingin informasi autentik yang dapat mereka temukan di ujung jari mereka: apa yang teman mereka lakukan, merek apa yang sedang populer di media sosial, serta apa yang sedang menjadi tren terkait dengan pemberi pengaruh favorit mereka.

6. Berinventasi pada platform yang lebih aman. Survei kami mengonfirmasi bahwa sekitar dua pertiga pembelanja khawatir informasi pribadi mereka diretas ketika menggunakan telepon seluler mereka. Selain itu, lebih dari separuh dari mereka yang disurvei hanya menggunakan perusahaan/situs web dan penyedia pembayaran yang mereka yakin sah dan terpercaya.

7. Berinvestasi pada mempertahankan pelanggan yang sudah setia. Pelanggan cenderung menjadi setia pada merek tertentu. Oleh karena itu, mendorong kesetiaan semacam ini dengan berinvestasi pada fitur unik merek yang menarik, seperti tawaran yang dapat disesuaikan dan akses khusus terhadap penawaran, dapat menghasilkan dividen yang besar.

8. Berinvestasi pada ruang pameran dan bukan jaringan toko utuh. Toko tidak akan menghilang dalam waktu dekat, namun tujuan penggunaannya dapat berkembang. Ada bukti menarik bahwa masyarakat menginginkan pengalaman fisik mecoba barang-barang, namun kurang begitu senang dengan aspek-aspek pengalaman pelanggan di toko.

9. Berinvestasi pada keaslian barang bermerek. Keaslian barang bermerek merupakan isu cukup besar bagi para pengusaha retail, khususnya untuk produk-produk yang dibuat dan dijual di pasar negara berkembang atau yang rantai pasokannya berputar di pasar negara berkembang.

10. Berinvestasi pada penawaran layanan kesehatan. Bagi para konsumen yang merasa terganggu dengan waktu tunggu dan biaya tinggi, para pengusaha retail telah hadir sebagai pelega untuk mengisi kesenjangan antara harapan konsumen dengan infrastruktur medis saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: