Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Operasi Ramadhaniya Mudik 2017 Dianggap Belum Serius Tangani Pemudik Disabilitas

Operasi Ramadhaniya Mudik 2017 Dianggap Belum Serius Tangani Pemudik Disabilitas Kredit Foto: Gito Adiputro Wiratno
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ilma Sovri Yanti, inisiator Mudik Ramah Anak Disabilitas (MRAD) sangat mengapresiasi layanan mudik 2017. Kali ini dia mengakui pelayanan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya karena terjadi penurunan drastis peristiwa kecelakaan transportasi baik di darat, laut, dan udara sebagaimana disampaikan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

"Meski rasanya siapa pun tidak bisa memaafkan di hari bahagia harus ada keluarga yang meninggal, karena itu rekomendasi terpenting dari tim MRAD 2017 terhadap pemerintah adalah pelibatan sejak awal untuk mendengar masukan terutama dari kaum rentan, seperti anak, perempuan, disabilitas, dan lansia serta melibatkan masukan dari para korban mudik tahun ini,? harapnya seperti diungkapkan lewat pernyataannya, Jakarta, Rabu (5/7/2017).

Ilma juga menyampaikan bahwa tim MRAD 2017 mengapresiasi kesadaran masyarakat yang masif ikut menyukseskan penyelenggaraan mudik tahun ini. Sementara itu, Sigit Catur Nugroho disabilitas berkursi roda peserta MRAD mengungkapkan bahwa program MRAD 2017 masih menghadapi beberapa ujian berat, karena aksesibilitas yang masih kurang disadari dan dibenahi oleh pemerintah dan pihak-pihak swasta. Begitu juga keterbatasan mobilitas kalangan disabilitas yang mudik ketika membutuhkan sesuatu.

Ketika mobil akses berusaha berhenti di tempat tempat yang ramai dikunjungi dengan harapan fasilitasnya lebih lengkap. Sigit menceritakan, ketika proses mudik berhenti di Rest Area KM 19, ia harus ditandu dengan kursi rodanya karena menaiki anak tangga curam untuk bisa menunaikan salat Jumat. Sigit berharap ada perbaikan.

"Minimal dari 2 tahun Ramadan yang lalu kami melakukan audit, inginnya ada space salat yang bisa dipakai disabilitas. Namun yang jadi catatan saya, petugas Jasa Raharja sigap membantu menaikkan kursi roda ketika menuju toilet. Dokter Jasa Raharja juga membantu memeriksa kesehatan dan memberi obat. Karena ada beberapa teman-teman yang memang perlu perhatian khusus dan di monitor kesehatannya selama di perjalanan," tutur Sigit.

Di luar itu semua, bagaimana pun tim MRAD 2017 tetap mengapresiasi kerja keras berbagai pihak pada Operasi Ramadniya 2017 terutama Presiden RI yang memberikan konsentrasinya membangun aksesibilitas untuk semua melalui perencanaan yang matang hingga mudik tahun ini relatif berjalan lancar. Mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, Kepolisian, Kementerian Kesehatan, dan berbagai entitas sosial masyarakat. Termasuk juga bagi masyarakat yang telah bersedia rumahnya dan tempat ibadahnya dijadikan tempat istirahat para pemudik motor.

Beberapa catatan lain, di antaranya disabilitas yang susah mengakses toilet, tempat makan, dan masjid. Pengendara motor yang menjadi korban terbanyak, kejadian tenggelamnya kapal, kelalaian di tempat wisata, sampai anak yang terlindas mobil di sebuah SPBU adalah kecelakaan yang seharusnya bisa di hindari dengan persiapan pemerintah yang lebih maksimal dalam menyelenggarakan mudik di tahun berikutnya.?

Harapan besar tim MRAD, pemerintah harus memberi solusi transportasi publik yang lebih masif yang murah dan nyaman guna mengakomodasi pemudik motor. Pemeriksaan para petugas juga harus sigap pada potensi kelelahan pengendara kendaraan baik motor maupun mobil. Demikian juga pengawasan ketat dilakukan pemerintah dan swasta pada pilot pesawat mereka. Sehingga ada perhatian, persiapan, dan pencegahan sejak awal, baik dari pengemudi maupun penumpangnya.

Maka dari itu, selain menjadi tanggung jawab negara, semua pihak juga harus terlibat mempersiapkan program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas tahun depan agar lebih baik. Jika tahun ini disabilitas yang mendaftar dan terfasilitasi mudik hanya tujuan pulau Jawa, harapannya 40 pemudik disabilitas yang telah mendaftar dan tidak bisa berangkat, lebaran tahun depan dapat terfasilitasi, terutama yang menggunakan kursi roda. Untuk itu, ketersediaan transportasi atau tranportasi alternatif, seperti Mobil Akses Penyandang Disabilitas menjadi penting. Begitu juga informasi yang jelas dari pemerintah apabila disediakan fasilitas transportasi yang dapat digunakan disabilitas untuk pulang kampung.

Jika dua tahun Ramadan ini tim MRAD menggunakan mobil akses milik Kemensos RI, lebaran berikutnya mulai ada CSR yang terpanggil membuat transportasi alternatif bagi disabilitas yang lebih baik lagi. Sehingga, Sigit mewakili kalangan disabilitas menegaskan lagi menjadi keharusan bagi pemerintah untuk segera membentuk Komisi Nasional Disabilitas (KND) sebagai isnstitusi yang dapat mengawal negara untuk memberikan jaminan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak disabilitas sebagaimana menjadi mandat UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: