Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan ucapan kasar anak-anak yang menjadi massa demo antisekolah lima hari atau full day school di dalam video berdurasi 1:30 menit.
"Bila kejadian itu benar, KPAI menyayangkan dan prihatin atas pelibatan anak-anak dalam aksi demonstrasi yang diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Sebab, masih ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan aspirasi atas suatu kebijakan," kata Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty, Jakarta, Senin (14/8/2017).
Sitti mengatakan ujaran kasar yang dilontarkan anak-anak dalam aksi sebagaimana cuplikan video tersebut sangat tidak patut dan berbahaya bagi tumbuh kembang anak.
"Apalagi hingga berteriak "membunuh" hanya untuk menolak suatu kebijakan. Membunuh tidaklah dibenarkan dalam ajaran agama apa pun, bertentangan dengan tata aturan perundang-undangan, dan bukan cerminan murni jiwa anak-anak," kata dia.
KPAI prihatin adanya pihak yang sengaja memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu, seolah rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa sudah mulai luntur.
Sebelumnya, beredar video berdurasi 1:30 menit itu memuat gambar sejumlah anak menggunakan baju koko, sarung dan kopiah sedang melancarkan aksi atau demonstrasi di ruangan terbuka diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang kemudian kerap disebut Fullday School.?Pada aksi tersebut, terlihat anak-anak itu membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga,".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement