Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengakui saat ini terjadi banyak pergeseran termasuk di industri pembiayaan, terlebih pasca berkembangnya teknologi digital dan financial technology (fintech).
"Saat ini memang terjadi banyak perubahan, dimana-mana terjadi market distruption. Ada perubahan market, dulu pembiayaan di sektor konsumen (kendaraan bermotor, sewa guna usaha, factory (anjak piutang), kartu kredit. Sekarang ada pembiayaan investasi dan multiguna," ujar Suwandi dalam acara Indonesia Multifinance Consumer Choice Award 2017 di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Perubahan market tersebut, katanya, sudah mendapatkan dari OJK dengan mengizinkan perusahaan pembiayaan melakukan pembiayaan dalam kegiatan investasi, modal kerja, dan multiguna.
"Dan sekarang kita lebih rapi dalam mendata mana yang masuk pembiayaan modal kerja, investasi, dan multiguna," ucapnya.
Kendati demikian lanjutnya, perubahan market juga harus diikuti oleh berbagai pembenahan, salah satunya dengan mengembangkan sistem online. Selain dapat meningkatkan efisiensi, portofolio juga bisa naik.
"Penting melakukan perbaikan teknologi, persiapan dengan konsep online. Kita juga sudah mulai berbenah diri dari pelaporan tingkat kesehatan, kita menjaga kualitas dari portofolio kita. Kita sudah mulai mengikuti cara pengkategorian perbankan dalam rasio pembiayaan bermasalah," jelasnya.
Meski begitu, ia mengungkapkan, sejauh ini patut disyukuri kalau industri perusahaan pembiayaan masih bisa tumbuh dengan baik di tengah perkembangan teknologi.
Ia mengungkapkan aset Perusahaan Pembiayaan per September 2017 telah mencapai Rp469 triliun atau tumbuh 7,7%. Hasil positif itu didukung oleh kinerja pembiayaan yang secara industri mencapai Rp411 triliun atau tumbuh 8,6%.
"Sementara laba dibulan September mencapai Rp9,8 triliun atau tumbuh 8,7% secara year on year," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Advertisement