Badan Ekonomi Kreatif memprediksikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) industri kreatif tahun depan bisa mencapai 6,25%. Pertumbuhan sebesar ini akan mampu menyerap tenaga kerja hingga 16,70 juta orang. Salah satu sektor industri kreatif yang potensinya sangat besar adalah arsitektur. Bekraf memasukkan arsitektur sebagai salah satu subsektor yang layak untuk dikelola secara lebih serius.
Menurut Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Hari Santoso Sungkari, sektor ini memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya jumlah arsitek di Indonesia.
"Berdasarkan data Ikatan Arsitek Indonesia, dari 250 juta penduduk, hanya 15 ribu orang yang berprofesi sebagai arsitek. Selain itu, tantangan lainnya adalah pengembang besar lebih banyak menggunakan arsitek asing daripada arsitek lokal," tutur Hari di Jakarta, Senin (11/12/2017).
Salah satu pemain industri kreatif lokal di subsektor ini adalah Velospace and Co yang memiliki portofolio mulai dari hunian rumah, apartemen, ritel, perkantoran, hingga pergudangan. Menurut Verik Angerik, pendiri Velospace, keterbatasan lahan tidak membuat konsumen mengabaikan nilai-nilai estetika dalam unsur arsitekturnya.
"Misalnya, pemilihan warna dinding sangat berpengaruh terhadap estetika ruangan dengan luasan terbatas karena dapat mempengaruhi psikologis penghuninya. Selain itu, efisiensi ruangan juga menjadi fokus yang diperhatikan saat menata produk-produk hunian berukuran terbatas," ujarnya berbagi tips.
Menurut Verik, kebutuhan akan jasa arsitek dan desain interior juga meningkat seiring dengan bertumbuhnya permintaan residensial high-end, perkantoran, perhotelan, hingga ritel atau ruang usaha.
"Secara umum, permintaan produk turunan properti lainnya juga mempengauhi pertumbuhan permintaan jasa industri kreatif seperti arsitektur dan interior. Ini yang kami rasakan sejak dua tahun terakhir," terang Verik.?
Meski pemain subsektor ini cukup banyak yang merupakan pemain asing, ungkap Verik, namun secara kualitas, arsitek dan desainer lokal tidak kalah dengan penyedia jasa dari luar.
"Kita memiliki daya saing yang cukup tinggi. Soal kreativitas, Indonesia punya banyak talent-talent di industri kreatif. Dan tahun 2018 ini bisa menjadi momentum untuk kita para pemain subsektor ini untuk semakin solid," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Advertisement