PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyayangkan jika masih ada calon emiten yang memilih untuk mencatatkan sahamnya di negara lain. Pasalnya, jika dilihat imbal hasilnya, pasar modal Indonesia memberikan return yang lebih baik ketimbang bursa di negara lain.
Kepala Divisi Pengembangan Calon Emiten BEI Umi Kulsum mengatakan dari sisi return, pasar modal Tanah Air cukup superior bila dibandingkan yang lain. Jika reputasi perusahaan baik, tambahnya, maka tidak ada hambatan untuk perusahaan menjalankan IPO.
Apalagi selama 10 tahun terakhir, jika imbal hasil investasi di bursa negara lain paling tinggi sebesar 129%, return investasi di BEI mencapai 193%.
"Jadi tidak relevan, kalau masih mau listing di bursa lain," katanya di Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Lebih lanjut dirinya mengatakan pada tahun ini BEI optimistis mampu merangkul 35 perusahaan untuk menjadi emiten di bursa.
Pada kuartal I tahun ini, telah ada satu perusahaan yang menjadi emiten baru di bursa, yakni PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM). Perusahaan melepas saham sebanyak-banyaknya 200 juta lembar di harga Rp208 per saham.
Dari aksi IPO perusahaan meraup dana segar lebih dari Rp41,6 miliar. Dana segar dari hasil IPO setalah dikurangi biaya emisi, sebesar 97 persen untuk modal kerja perseroan, sedangkan sisanya 3 persen untuk pembiayaan research and development (R&D).
Sementara terkait dari sisi valuasi perusahaan mau IPO, Umi tidak mau mengungkapkan kepada media. Dirinya hanya berpesan tanyakan hal tersebut kepada underwriter.
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat pernah menyatakan, sebanyak 8 perusahaan yang telah masuk pipeline akan menggunakan laporan keuangan per September 2017. Hasilnya, mereka diperkirakan akan resmi listing atau tercatatkan di bursa pada akhir Maret atau April 2018.
Adapun nama-nama delapan perusahaan yang bisa IPO di kuartal I di tahun ini yakni PT BTPN Syariah Tbk, PT Sky Energy Indonesia Tbk, PT Borneo Olah sarana Sukses Tbk, PT Indah Prakasa Sentosa Tbk, PT Tridomain Performance Material Tbk, PT Jaya Trishindo Tbk, PT Artajasa Pembayaran Elektronis Tbk, dan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah