Industri makanan dan minuman tumbuh 8,6% pada triwulan II-2018 atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang berarti masih menjadi andalan dalam mendongkrak perekonomian nasional.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menuturkan, industri makanan dan minuman merupakan satu dari lima sektor industri prioritas dalam pelaksanaan revolusi industri keempat sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Potensi sektor ini karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang besar," kata dia melalui keterangannya di Jakarta, Senin (13/8//2018).
Sementara itu, pertumbuhan ekspor pada periode Januari-Juni 2018 untuk industri makanan tumbuh sebesar 2,51%, sedangkan industri minuman tumbuh sebesar 8,41%.
Sigit menambahkan, dalam menggenjot industri makanan dan minuman agar lebih berdaya saing di era industri 4.0, Kemenperin memacu produktivitas dari sektor hulu, mendorong penerapan teknologi terkini, serta memberdayakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang terkait.
"Kami juga berupaya meningkatkan efisiensi pada rantai pasokan, menciptakan inovasi kemasan makanan dan minuman yang modern, meningkatkan skala ekonomi industri, serta mempercepat ekspor," imbuhnya.
Dengan penerapan program prioritas di era revolusi industri 4.0 tersebut, Sigit meyakini industri makanan dan minuman nasional dapat menjadi kekuatan besar di Asean.
Bahkan, dalam rangka percepatan pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional, selain melalui penerapan revolusi industri 4.0, Kemenperin menyiapkan berbagai insentif untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor tersebut.
"Insentif itu antara lain, pembebasan pajak (tax holiday), pengurangan pajak, dan pembebasan bea masuk atas impor mesin," katanya.
Industri makanan dan minuman di dalam negeri tidak hanya didominasi perusahaan besar, tetapi juga relatif banyak sektor IKM.
IKM makanan dan minuman berkontribusi sebesar 40% terhadap PDB sektor IKM secara keseluruhan dan mampu menyerap tenga kerja hingga 42,5% dari total pekerja di sektor IKM.
Oleh karena itu, IKM makanan dan minuman menjadi salah satu sektor prioritas dalam penerapan program e-Smart IKM seiring implementasi industri 4.0 di Tanah Air.
Bulan Mei 2018, jumlah pelaku IKM yang telah mengikuti Workshop e-Smart IKM berjumlah 2430 IKM dan lebih dari 30% peserta berasal dari pelaku IKM makanan dan minuman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti