Gabungan Industri Pengerjaan Industri Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) menyatakan tengah melakukan pembenahan dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Revolusi Industri 4.0. Salah satu langkah yang ditempuh yakni melakukan standardisasi industri.
Ketua Bidang Peningkatan Perusahaan Gamma, Djoko Wiyono mengatakan, pihaknya tengah berupaya membangun kolaborasi lintas sektor yang berkepentingan dalam upaya melakukan transformasi ke arah implementasi Revolusi Industri 4.0.
"Kolaborasi dari pemangku kepentingan untuk standardisasi. Namun tidak cukup dengan pemangku kepentingan terkait, kami juga membuka peluang bekerja sama dengan pihak luar, seperti Singapura atau Eropa," kata Djoko kepada Warta Ekonomi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/9/2018).
Djoko mengakui, untuk melakukan standardisasi membutuhkan waktu yang relatif lama. Namun dia menargetkan tahun depan draf standarisasi bisa selesai dan dapat diaplikasikan oleh seluruh perusahaan yang tergabung dalam Gamma.
"Standarisasi cukup lama. Namun kami ingin 2019 bisa mulai sosialisasi draf standardisasi," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kementerian Perindustrian Sony Sulaksono mengatakan, salah satu strategi Indonesia memasuki Industri 4.0 adalah menyiapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan untuk memperkuat fundamental struktur industri Tanah Air.
Adapun kelima sektor tersebut, yaitu industri makanan dan minuman, otomotif, elektronik, kimia, serta tekstil.
Sony menambahkan, implementasi Industri 4.0 akan membawa peluang besar untuk merevitalisasi sektor manufaktur nasional dan menjadi akselerator dalam mencapai visi Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia pada 2030.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: