Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serap Aspirasi, Kementan Klaim Produksi dan Pendapatan Petani Meningkat

Serap Aspirasi, Kementan Klaim Produksi dan Pendapatan Petani Meningkat Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah petani dari berbagai daerah di Indonesia mengakui bahwa kondisi sektor produksi pertanian saat ini semakin meningkat hasilnya. Banyak komoditas pertanian yang terbukti secara fakta lapangan menunjukkan capaian produksi memuaskan. 

Wakil Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, Jawa Barat, Sutatang menuturkan, setiap tahun hasil produksi pertanian di wilayahnya tercatat terus mengalami peningkatan angka.

Misalnya saja, Sutatang menyebutkan, berdasarkan fakta di lapangan dan data riil baru-baru ini, hasil padi untuk gabah kering panen (GKP) di Indramayu mampu mencapai 7,8 ton per hektare.

"Setiap tahun sektor dan produksi pertanian di sini semakin bagus, hasilnya mencukupi, tidak ada hama lagi dan masalah kekurangan air yang selama ini kerap terjadi sudah bisa diantisipasi oleh Kementan," ujar Sutatang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Baca Juga: Kementan: Pola Kemitraan Solusi Masalah Persusuan Nasional

Hal lainnya, Sutatang mengatakan, harga di tingkat petani sejauh ini dirasakan amat adil dan tidak bermasalah. Diakuinya, seperti untuk gabah dan beras, harga masih sesuai standarisasi rata-rata harga pembelian pemerintah (HPP).

Khusus di Indramayu, Sutatang mengungkapkan, untuk pembelian gabah dihargai di kisaran senilai Rp4.000 sampai Rp4.500 per kilogram.

"Harganya (gabah dan beras) masih bagus secara HPP. Nanti April, kami juga akan panen raya. Relatif di Indramayu tidak ada keluhan dari petaninya," ucap Sutatang.

Kerja sama yang dibangun Kementan bersama pemerintah, khususnya terkait harga komoditas pertanian, memberikan manfaat besar. Kementan selama ini dinilai menaruh perhatian utama kepada petani agar tingkat produksinya terus tumbuh dan otomatis ikut mendorong kesejahteraan mereka.

Sutatang menuturkan, infrastruktur pertanian maupun kebutuhan benih dan alat mesin pertanian (alsintan) telah cukup. Begitu juga untuk peternakan, misalnya mengenai penggemukan hewan.

"Kementan secara intensif melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para peternak mitra," jelasnya.

Berdasarkan sajian fakta dan data kondisi di lapangan tersebut, Sutatang mengimbau, jangan sampai ada segelintir orang mengaku sebagai petani Indramayu yang justru mengabarkan keburukan sektor pertanian di wilayahnya.

"Petani dan pertanian ini kan isu yang menarik buat dipelintir untuk kepentingan tertentu. Padahal, kenyataannya berbanding terbalik dengan yang ditentangnya. Sebaiknya mereka turun ke lapangan, petani protes harus berbasis data obyektif," ujar Sutatang.

Baca Juga: Kementan Dorong Hilirisasi Industri Kakao dan Kopi di Sulsel

Sementara Ketua Umum KTNA Lampung Timur, Praptowo mengungkapkan, selama ini harga produksi dari berbagai komoditas pertanian masih adil dan sesuai dengan sarana produksi.

"Kementan hingga kini masih menyerap aspirasi petani di Lampung Timur. Apa yang sesuai dengan kebutuhan petani dan pertanian di sini. Ibaratnya, masih mengikuti kemauan petani untuk memeroleh hasil terbaik," ucap Praptowo.

Seperti untuk harga padi, Praptowo menilai sejauh ini amat cukup. Harga rata-rata dipatok di angka kisaran Rp4.300 sampai Rp5.000 per kilogram.

Kemudian untuk jagung, harga juga masih dibeli dengan tingkat wajar rata-rata antara Rp3.700 hingga Rp4.500 per kilogram. Praptowo mengatakan, pembelian jagung dengan harga Rp3.500 per kilogram sudah membuat petani untung berlimpah.

"Maka, di Lampung Timur baru saja panen jagung, dapat 13 ton per hektare. Dulu biasanya 8 sampai 10 ton per hektare panen jagung. Ini peningkatan luar biasa," ujar Praptowo.

Praptowo membeberkan, produksi panen jagung hingga 13 ton per hektare memberikan dampak kesejahteraan yang tinggi terhadap petani.

"Coba cerna saja, panen 1 hektare jagung itu bisa setara untung Rp50 juta. Itu dari mulai tanam sampai panennya," kata Praptowo.

Praptowo menuturkan, soal distribusi alsintan, pupuk organik, benih, serta infrastruktur juga nyata diwujudkan Kementan terhadap petani Lampung Timur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: