PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) pada tahun 2018 berhasil meraih laba komprehensif sebesar Rp 82,29 miliar. meningkat 67,09% dibanding laba bersih yang diperoleh pada tahun 2017 sebesar Rp 49,25 miliar.
Pada tahun 2018 Perseroan mencatat penjualan sebesar Rp 325,47 miliar dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 239,79 miliar, sejalan dengan keberhasilan melakukan penetrasi pasar baru, seraya mempertahankan pelanggan lama dengan terus meningkatkan kualitas hand former secara konsisten.
“Pasar yang terus meningkat mendorong tercapainya peningkatan penjualan, yang pada tahun 2018 meningkat sebesar 36% dibandingkan tahun 2017, kata Presiden Direktur Perseroan Ridwan, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (1/4/2019).
Baca Juga: Gokil! Tembus Pasar Ekspor, MARK Untung Puluhan Miliar
Perseroan berhasil melampaui target laba sebesar Rp 64,7 miliar dan berhasil mencapai Rp 82,29 miliar. Pencapaian ini sebesar 127% dari target awal Perseroan.
Nilai penjualan yang diraih pada tahun 2018 berasal dari penjualan hand former sebesar 6,4 juta unit atau meningkat sebesar 28% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5 juta unit. Sebagai pemain utama produksi hand former atau cetakan sarung tangan berbasis keramik, Perseroan memasarkan mayoritas produknya di pasar ekspor dengan nilai sebesar Rp 303 miliar pada tahun 2018 atau mencapai 93% dari total penjualan. Negara tujuan ekspor utama adalah Malaysia, yang diikuti dengan Thailand dan Vietnam.
“Peningkatan penjualan ini diiringi dengan efisiensi di seluruh unit kerja, salah satunya dengan menurunkan tingkat biaya overhead. Hal ini memberi kontribusi pada naiknya marjin laba kotor menjadi sebesar 55%, dengan nilai laba kotor pada tahun 2018 sebesar Rp 145 miliar, meningkat sebesar 61% dibandingkan Rp 90 miliar pada tahun 2017,” jelasnya.
Baca Juga: Pecah Nilai Nominal Saham, MARK Kantongi Restu Pemegang Saham
Keberhasilan menjaga tingkat biaya yang rendah ini juga terlihat pada pencapaian laba sebelum pajak pada akhir tahun 2018 sebesar Rp 111 miliar dengan marjin laba sebesar 34%.
Ridwan menyatakan nilai laba sebelum pajak yang diraih meningkat sebesar 68% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 64 miliar. “Penjualan kami yang menggunakan denominasi Dolar AS juga berhasil mendorong pencapaian laba sebelum pajak, dimana kami mencatat tercapainya pendapatan selisih kurs pada tahun 2018 sebesar Rp 1,417 miliar, dibandingkan tahun 2017 yang mencatat rugi selisih kurs sebesar Rp 0,995 miliar,“ ujar Ridwan.
Pertumbuhan kinerja operasional pada tahun buku 2018 sejalan dengan peningkatan kinerja keuangan, dengan tercatat Total Aset sebesar Rp 318,080 miliar, yang lebih besar 40% dibandingkan posisi 31 Desember 2017 sebesar Rp 227,600 miliar. Peningkatan posisi Total Liabilitas tercatat sebesar 32% menjadi Rp 80,342 miliar pada tahun 2018 dibandingkan dengan Rp 60,756 miliar pada tahun 2017. Sementara pada posisi Ekuitas per 31 Desember 2018, tercatat peningkatan sebesar 42% menjadi Rp 237,738 miliar dibandingkan posisi 31 Desember 2017.
Pada sisi lain Perseroan terus berupaya meningkatkan nilai Perseroan di mata para pemangku kepentingan, salah satunya melalui pelaksanaan pemecahan nominal saham (stock split). Aksi korporasi ini dilakukan dengan rasio satu banding lima, dimana nilai nominal saham Perseroan berubah dari Rp 100 per saham menjadi Rp 20 per saham. Dengan tujuan memperluas jumlah investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan, saham baru hasil pemecahan saham ini efektif diperdagangkan per tanggal 11 Februari 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: