Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah KO Lagi? Tuman!

Rupiah KO Lagi? Tuman! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengawali perdagangan hari ketiga di pekan ini, rupiah terkoreksi 0,11% ke level Rp14.085 per dolar AS. Sepertinya rupiah mulai terbiasa berada di klasemen terbawah sehingga kembali menyandang status sebagai mata uang terlemah kedua setelah won (-0,16%). 

Rupiah, mata uang kebanggaan Indonesia itu kian terkoreksi di hadapan dolar AS. Hingga pukul 09.55 WIB, depresiasi rupiah menebal jadi 0,32% ke level Rp14.120 per dolar AS. 

Setelah dolar AS, ada dolar Hongkong dan yen yang menekan rupiah masing-masing sebesar 0,33% dan 0,30%. 

Baca Juga: Babak Belur! Rupiah Butuh Jokowi Effect Lagi?

Bagaimanapun, ini terjadi karena dolar AS tengah berulah. Dengan dukungan Trump, dolar AS membabat habis mayoritas mata uang dunia dan Asia. Ya, indeks dolar AS memang sempat menguat 0,3% pagi itu, itulah sebabnya hanya yuan dan dolar Hongkong yang masih bisa selamat dari terkaman dolar AS dengan apresiasi masing-masing sebesar 0,06% dan 0,01%.

AS-Eropa vs AS-China

Sebagai informasi, investor global tengah ketar-ketir mencari perlindungan di bawah dolar AS setelah Trump menguatkan sinyal perang dengan Eropa melalui cuitannya yang berbunyi, "Sangat tidak adil bagi AS. Kami akan membalas!"

Cuitan tersebut ditujukan kepada Eropa lantaran Trump geram atas fakta bahwa laba bersih pabrikan motor Harley Davidon amblas hingga 27% di kuartal I 2019 ini. Tak ayal, aksi saling ancam menaikkan bea masuk menjadi tak terelakkan. 

Sebelumnya, di tengah kekesalannya atas tindakan Eropa yang memberikan subsidi sangat besar kepada Airbus, Trump mengancam akan menaikkan bea masuk untuk produk Uni Eropa sebesar US$11 miliar. 

Baca Juga: AS-Eropa Perang, IHSG Dibuka Amblas

Ancaman tersebut kemudian dibalas oleh Eropa, di mana pihaknya mengatakan akan menaikkan bea masuk atas produk AS seperti pesawat, helikopter, tembakau, produk kimia, dan lain sebagainya dengan nilai kenaikan mencapai US$20 miliar. 

Sementara itu, perkembangan positif justru terjadi pada upaya penyelesaian perang dagang antara AS-China. Juru bicara Gedung Putih menyatakan bahwa AS-China akan kembali melakukan perundingan dagang di akhir April 2019 ini.

Hal itu dilakukan berdasarkan arahan dari Trump, di mana ia meminta perwakilan dagang AS, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, untuk menyambangi Beijing pada 30/04/2019 mendatang. 

Baca Juga: Karena AS-China, Pasar Keuangan Indonesia Bergerak Top!

Sepakat dengan hal itu, Wakil Perdana Menteri China, Liu He, mengatakan juga akan berkunjung ke Washington pada 08/05/2019 mendatang. 

"Materi pembicaraan pekan depan akan membahas isu-isu perdagangan termasuk hak kekayaan intelektual, alih teknologi memaksa, halangan nontarif, pertanian, jasa, pembelian, dan penegakan hukum," jelas sang jubir Gedung Putih. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: