Salah satu pengusaha yang paling beruntung di Indonesia, mungkin Tedy P. Rachmat (TPR). Pemilik Triputra Group ini memiliki putra mahkota yang muda dan handal, Arif P. Rachmat. Dalam acara berbuka bersama dengan para pemimpin redaksi di Jakarta belum lama ini, pidato Arif cukup memukau hadirin. “Beliau tidak kalah dengan Bapaknya,” ujar salah seorang direktur Triputra Group.
“Dua tahun lalu saya mendapatkan pengalaman tak terlupakan, yakni saat Tomy Suryopratomo (Dirut Metro TV – Red.) mengatakan bahwa Indonesia akan bertambah maju kalau memiliki 1.000 Teddy P. Rachmat,” ujarnya. Di mata Arif, ayahnya bukan hanya tokoh bisnis sensasional, tapi juga turut mendidik bangsa.
Menurut Arif, dia berjanji akan melanjutkan values yang sudah ditetapkan oleh TPR dalam mengembangkan Triputra Group.
“Dengan adanya disrupsi teknologi, maka values yang ditanamkan TPR semakin penting,” lanjutnya.
Baca Juga: Sambut Revolusi Industri 4.0, Program "Young Leader Indonesia" Persiapkan Kurikulum Baru
Sebab, lanjut Arif, teknologi kalau tidak disikapi dengan bijak, mempunyai dua mata sisi yang berlawanan: membantu atau mengancam.
Menurut Arif, saat ini penting bagi dunia bisnis Indonesia untuk memandang lima tahun ke depan.
“Ada dua hal mendasar yang menurut saya harus menjadi fokus kita. Pertama, bagaimana membangun leader yang baik. Kedua, bagaimana menciptakan iklim investasi yang baik di Indonesia," ujar Arif.
Pertama, untuk membangun leader yang baik harus memakai strategi lead by example.
“Artinya, pemimpin harus memberikan contoh yang baik kepada para anak buahnya,” ujar Arif.
Baca Juga: 5 Tips Jitu Manajemen Waktu bagi Pengusaha
Pemimpin yang baik juga bukan yang mengutamakan popularisme (populis). “Tapi yang bisa memastikan perusahaan bisa mencapai tujuannya,” tegas Arif.
Kedua, soal investment climate di Indonesia. Menurut Arif, dalam hal ini Indonesia harus mempunyai rule of law yang baik.
“Sehingga setiap investor akan memiliki kepastian dalam berusaha di Indonesia,” ujarnya. “Kemudian di dalam perusahaan kita harus menerapkan kultur meritocracy dan multi kultur. Semua orang mendapatkan kesempatan untuk berkembang. Yang terbaik yang akan maju,” tegas Arif.
Yang juga jadi perhatian Arif adalah soal kompetisi dengan negara lain, khususnya Vietnam. “Soal SDM kita masih kalah dengan Vietnam. Karena itu kita harus membangun SDM kita agar bisa bersaing dengan Vietnam. Pendidikan vokasi juga harus digalakan. Saya percaya, kalau semua ini dilakukan, maka Indonesia akan semakin maju. ” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: