Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Pengiklan Bisa Memenangkan Hati Pengguna di Dunia Digital?

Bagaimana Pengiklan Bisa Memenangkan Hati Pengguna di Dunia Digital? Kredit Foto: Yosi Winosa

Ia menekankan, jika pengiklan tidak melakukan apa-apa, pengguna bisa meninggalkan mereka. Data dari riset Adjust bertajuk User Lifecycle Ebook menunjukan rata-rata pengguna meng-uninstall aplikasi setelah enam hari.

"Yang juga tidak kalah penting dari akuisisi pengguna adalah melakukan penargetan ulang. Anda punya pintu yang sangat terbatas untuk membawa pengguna kembali memasang aplikasi Anda. Saat itu terjadi, perlu ada perayaaan dengan memberi insentif kepada pengguna, baik dalam bentuk promo maupun diskon. Faktanya, penargetan ulang meningkatkan pendapatan sebesar 37% dalam 30 hari pertama daripada akuisisi pengguna baru dan mereka lebih cenderung stay bersama aplikasi Anda," kata Ajit baru-baru ini.

Ajit mencontohkan, salah satu perusahaan yang sukses melakukan engagement dengan penggunanya di dunia digital (media sosial) adalah Akbank, perusahaan perbankan berbasis di Istanbul, Turki. Perusahaan saat itu kesulitan menemukan pelanggan mereka dengan cepat di saluran digital sembari mendorong mereka mengajukan pinjaman pribadi. Dengan menggunakan audience builder, Akbank mampu mensegmentasikan basis pengguna mereka, menggunakan semua peristiwa yang dilacak di Adjust, dalam kurun waktu kapan pun. 

Alhasil audiens secara otomatis akan diperbaharui ketika mereka memenuhi persyaratan yang ditentukan dan Akbank dapat menyusun daftar ID iklan audiens yang dibuat untuk melakukan pengecekan silang kelayakan kredit ke dalam sistem CRM mereka. Dengan mengunggah ID perangkat ke sistem, Akbank berhasil menargetkan prospek yang berkualitas tinggi terkait pinjaman pribadi. Hasilnya, kesuksesan permohonan pinjaman pribadi naik 60% dibanding minggu-minggu sebelumnya.

Joe Harahap berbagi tips agar pengiklan bisa memenangkan merek mereka di perhelatan-perhelatan besar, seperti Harbolnas yang akan berlangsung pada November mendatang. Di event yang sangat ketat persaingan penawarkan diskon tersebut, pemegang merek kerap kesulitan mencari diferensiasi. Dari Harbolnas 11/11 atau 12/12 tahun lalu, setidaknya ada gambaran, 15% total transaksi sekitar Rp6,8 triliun berasal dari e-wallet yang didominasi oleh milenial pada pukul 9 pagi hingga 3 sore.

"Banyak tantangan yang dihadapi pengiklan di event besar tersebut, di antaranya attention span yang sangat singkat, membludaknya promo dan jumlah produk, transaksi terjadi di banyak saluran, serta kebanyakan konsumen typically one time buyer."

"Untuk mengatasi tantangan ini, pertama Anda perlu menentukan segmentasi mereka dengan benar. Apakah mereka konsumen pertama? Konsumen berasal dari wilayah tertentu? Atau touchpoint tertentu? Setelah itu, Anda harus bisa men-deliver pengalaman belanja yang konsisten di semua saluran, tidak kalah penting, buatlah similarity untuk mencuri perhatian, buatlah menjadi fun lewat gamification misalnya, mengingat life-time span mereka sangat singkat," kata Joe.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: