Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagaimana Pengiklan Bisa Memenangkan Hati Pengguna di Dunia Digital?

Bagaimana Pengiklan Bisa Memenangkan Hati Pengguna di Dunia Digital? Adjust berkolaborasi dengan Insider belum lama ini menggelar event bertajuk Engaging User on Digital di Ruang Djakarta, Raffles Hotel, Jakarta. | Kredit Foto: Yosi Winosa

Ditambahkan Joe, perilaku konsumen Harbolnas sendiri beragam. Meski 56% sudah berencana membeli dan tahu produk apa yang akan mereka beli, masih ada 33% konsumen yang belum tahu atau belum memiliki produk yang akan mereka beli, serta masih ada 11% konsumen impulsif.

Untuk menagkap peluang ini, pengiklan harus menjadi inspirasi bagi mereka, semisal rekomendasi oleh Amazon. Lalu, arahkan ke produk yang tepat karena pada dasarnya semua orang ingin berbelanja di Harbolnas, buatlah mereka makin mudah membuat keputusan pembelian. Terakhir, pakailah AI dan otomasi. Insider menyediakan teknologi tersebut untuk optimisasi customer acquisition cost (CAC), conversation rate, dan return on ad spend (ROAS).

Vicky Saputra menyampaikan bahwa tidak semua perusahaan fintech payment (e-money), seperti Netzme, berfokus pada masyarakat perkotaan yang umumnya loyal hanya pada program cashback. Justru, Netzme memilih fokus ke pasar di luar Jabodetabek sebagai diferensiasi, di mana sekitar 93% pengguna mereka saat ini berjumlah 2,5 juta berdomisili di luar Jabodetabek. Saat ini perusahaan sudah bermitra dengan 120 lebih mitra yang mereka sebut dengan kampung digital Netzme.

Baca Juga: Untungkah Mengiklan di Media Digital?

Namun, perusahaan menghadapi tantangan besar dalam menghitung kualitas pengguna aplikasi mereka, mengingat mayoritas masyarakat di daerah rural masih minim literasi digital. Karenanya, perusahaan memilih Adjust sebagai mitra bisnis karena mampu membantu perusahaan mengoptimasi pelacakan penghitungan kampanye, memungkinkan program kampanye custom dan sebagainya. 

"Kalau Anda pemain e-money lalu menawarkan aplikasi ke ibu-ibu penjual cilok yang omzet per harinya hanya Rp50.000, kira-kira dia bakal top up enggak? Mereka punya keterbatasan di sisi cashflow dan literasi platform digital. Kalau kita jual itu ke mereka begitu saja, uninstall rate-nya mengerikan sekali. Maka, kami fokusnya enggak purely digital. Secara offline pun kami aktif melakukan digital literacy, community support," kata Vicky.

Beberapa pengunjung event turut mengajukan pertanyaan kepada pembicara lewat aplikasi Slido. Beberapa pertanyaan yang diajukan, di antaranya bagaimana cara menciptakan segmentasi pengguna menggunakan platform Adjust, apa kelebihan Adjust dibanding kompetitor, bagaimana mengoptimalkan penargetan ulang lewat pust notification yang ditawarkan Insight, serta bagaimana merebut peluang akuisisi pengguna yang masuk kategori impulsif dan undecided buyer.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: